disinfecting2u.com – KH Ahmad Bahauddin Nursalim alias Gus Baha menjelaskan betapa tidur rentan terhadap datangnya malaikat penghukum. Gus Bach menjelaskan, tidur merupakan bagian dari ibadah untuk memulihkan dan mengumpulkan energi untuk mempersiapkan aktivitas di masa depan.
Gus Baha menyatakan, tidur merupakan hikmah dan anugerah dari Allah SWT agar hati mendapat kedamaian dan ketenangan.
Namun, Gus Bach menyarankan untuk tidak tidur seperti ini karena dapat mendekatkan malaikat malapetaka.
“Nah, kalau tidurmu tidak lama, itu salahmu sendiri,” kata Gus Bach dalam ceramah yang dilansir kanal YouTube Santri Gayeng, Selasa (31/12/2024).
Tidur dalam Islam menunjukkan hakikat yang diterima setiap makhluk hidup sebagai anugerah dari Allah SWT.
Tidur merupakan anugerah berupa waktu istirahat yang sebaiknya dimanfaatkan tanpa melakukan aktivitas apa pun untuk menjalani hidup.
Setelah membersihkan tubuh dari rasa lelah, otot akan kembali menunjukkan energinya.
Pemulihan tenaga ini menunjukkan bahwa tidur adalah sebagian dari kekuasaan-Nya, sebagaimana dijelaskan dalam surat Ar Rum ayat 23, Allah SWT berfirman:
Dan Layanan Pelanggan فَضْلِهٖۗ اِنَّ فِيْ ذاوُكَُلِك لِّقَوْمٍ يَّسْمَعُوْنَ
Artinya: “Di antara tanda-tanda (kebesaran dan kekuasaan-Nya) adalah tidurmu di malam hari dan di siang hari dan usahamu untuk mencari sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya di dalamnya terdapat tanda-tanda (kebesaran dan kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang mendengarkan. (QS.Ar Rum, 30:23)
“Dan di antara kekuasaan-Nya adalah tidurmu di malam hari dan di siang hari,” katanya.
Ada beberapa cara bagi umat Islam untuk menguatkan diri sebelum tidur, baik pada siang hari maupun malam hari.
Rasulullah SAW juga memiliki sunnah tentang cara tidur yang benar agar mendapat keberkahan dari Allah SWT.
Menggunakan metode tidur yang tepat sangat membantu untuk mendapatkan manfaat dalam hidup.
Sebagai seorang pendakwah, Gus Bach menegaskan bahwa ada cara tidur yang salah. Bahkan malaikat yang akan menghukum pun akan menghampiri hamba Allah SWT.
Murid kesayangan Mbah Moen ini menegaskan, tidur seperti ini sering dilakukan oleh setiap mukmin.
Pengasuh Pondok Pesantren Tahfidz Koran LP3IA Rembang ini mengambil cerita tentang sosok yang dianggap sebagai wali karena merupakan orang yang bertakwa.
Namun Gus Bach masih belum mengetahui siapa sosok tersebut karena misterius dan tertutup.
Dalam cerita tersebut, ia mengatakan bahwa sosok tersebut bisa menjadi wali karena ia sedang tidur.
“Tidur itu istimewa. Banyak orang menjadi wali hanya karena tidur,” jelasnya.
Khatib kondang asal Rembang ini menuturkan, peningkatan ketaatan bisa meninggalkan dan menjauhi berbagai aktivitas maksiat.
“Itu semua karena niat. Seperti waktu tidur lalu niat ‘siap tinggalkan segala maksiat’ lalu tidur wali,” jelasnya.
Cara menghindari keburukan ini menunjukkan komitmen yang ditekankan oleh orang beriman saat tidur.
Bismillahirrahmanirrahim ya Allah, siap meninggalkan dosa dan tidur, ujarnya.
Selanjutnya Gus Baha kembali menggunakan kutipan cerita yang diriwayatkan oleh Syekh Zakariya al Anshori.
Dalam kisahnya, Syekh Zakariyya al-Anshor mengatakan, tokoh agama tersebut juga menegaskan bahwa pengangkatannya sebagai wali didasarkan pada niatnya untuk menghindari maksiat.
Niat tersebut mengandung kebaikan, meski harus diimbangi dan diseimbangkan dengan kebutuhan hidup.
Masalahnya, ketika tidur, selain meninggalkan dosa, juga meninggalkan kewajiban, jelasnya.
Menurutnya, niat seperti keinginan menjadi wali bisa mengakibatkan terbengkalainya shalat subuh jika tidak didasari niat yang kuat.
Ia berharap niat meninggalkan keburukan saat tidur bisa menjadi wali tanpa dampak negatif. Tip ini berguna untuk terus menuai manfaatnya.
“Nah, kalau tidur lalu shalat subuh, bosan, penghasilan istri miskin, cari ilmu. Nah, barulah malaikat datang menghitung,” ujarnya.
“Tetapi apakah malaikat pengampun atau azab akan datang, kita lihat saja,” ujarnya.
(senang)