Tvonnews.com – Ustaz Abdul Somad atau UAS telah memberikan pesan penting tentang terompet dan kembang api di tahun baru.
Setiap tahun baru, biasanya ada perayaan yang menggunakan kembang api dan terompet.
Tahun baru tentu saja merupakan momen yang menyenangkan bagi sebagian orang, dengan harapan dan tujuan baru yang harus dicapai.
Tetapi seperti yang diketahui, Islam tidak menggunakan kalender Kristen, tetapi menggunakan kalender hijri.
Tahun Islam yang baru adalah 1 Muharram, bukan pada 1 Januari. Jadi apa pendapat Ustaz tentang perayaan Kristen Tahun Baru yang biasanya menggunakan trompet dan kembang api?
Lihatlah skema berikutnya dari Ustaz Abdul Somad pada tradisi angin terompet dan bantuan kembang api di tahun baru yang dilaporkan oleh berbagai sumber.
‘Saya seorang pedagang, setiap tahun dia selalu dipercayakan untuk menjual terompet dan kembang api tetangga saya. Apa hukum dalam Islam?
Menurut UAS, budaya bukanlah ajaran Islam, tetapi tradisi orang Yahudi ketika mereka menyambut Tahun Baru.
“Budaya terompet adalah tradisi Yahudi untuk menyambut Tahun Baru yang disebutkan dalam Perjanjian Lama,” kata UAS.
Tradisi terompet juga ditulis dalam Perjanjian Lama sebagai perayaan kedatangan Tahun Baru.
“Selamat datang di Tahun Baru, meniup terompet. Pada saat itu, terompet dibuat dengan lubang di lubang di lubang,” jelas hukum Islam.
UAS juga menekankan bahwa umat Islam tidak boleh bergabung dengan tradisi dan mengganti hal -hal bermanfaat seperti Dhikr ad allah swt.
“Anak-anak kita tidak boleh dibeli. Anak-anak kecil, 311-1, semua pergi ke masjid, membuat acara Dhikr yang hebat,” kata UAS.
“Jadi jangan datang. Jangan berpartisipasi dalam perayaan itu,” kata UAS.
Ustaz Abdul Somad juga menyarankan bahwa jika umat Islam, khususnya orang muda tidak dapat datang ke masjid, lebih baik tidur.
Dia juga mengatakan kepada saya bahwa dia telah diundang ke salah satu peluang Pemerintah Daerah (PEMDA) atau ke Pemerintah Provinsi (Kabinet) untuk mengisi pelajaran pada malam Malam Tahun Baru.
‘Ustaz datang ke desa kami, menjaga pelajaran. Mengapa? Sehingga anak muda kita tidak memiliki ayam lebih cepat dan terbakar, “kata UAS.
Karena tradisi perayaan untuk Tahun Baru banyak digunakan oleh orang -orang untuk melakukan hal -hal yang tidak baik dan mengganggu komunitas.
“Tahun baru muda membakar ayam,” UA melanjutkan.
Ustaz Abdul Somad kemudian ingat bahwa tradisi meniup terompet bukanlah tradisi Islam.
“Terompet adalah tradisi Yahudi untuk menyambut Tahun Baru, jadi itu akan ditunda di tahun baru,” kata UAS.
Ustaz Abdul Somad juga menekankan bahwa kelegaan kembang api adalah tradisi sihir.
“Jadi kembang api, api adalah Majus. Jadi Tahun Baru kami adalah tahun hijriyah yang baru, Nabi Muhammad. Ini adalah Tahun Baru, Nabi yang tidak diketahui oleh Yesus sama sekali,” lanjutnya.
UAS menambahkan bahwa kalender yang digunakan pada saat ini bukanlah skor kelahiran Nabi Yesus, tetapi dibuat oleh Kaisar Gregorian.
“Itu sebabnya kalender dibuat oleh Kaisar Julian. Kaisar Julian membuat kalender dan kalender dibawa ke Vatikan, diubah oleh Kaisar Gregorian, Paus Gregory,” katanya.
“Jadi kalender kalender Gregorian dipanggil. Tidak ada hubungan dengan Nabi Yesus,” lanjut UA.
Ini adalah pendapat Ustaz Abdul Somad tentang terompet dan kembang api pada malam Malam Tahun Baru.
WALLAHU’ALAM BISHAWAB
(Udn/put)