Institute For Humanitarian Islam Resmi Diluncurkan, Menag: ‘Humanity Is Only One’

Jakarta, disinfecting2u.com – Menteri Agama Republik Indonesia (Menag) RI Prof One, Tuhan memuliakan anak cucu Adam.

Oleh karena itu, Menag mengingatkan agar setiap orang harus menghormati umatnya.

Menag menegaskan, “Hendaknya kita menghormati setiap orang yang merupakan keturunan Adam, apapun agama atau negaranya, kemanusiaannya sama.”

Hal itu diungkapkan salah seorang ulama pada pembukaan Institute of Humane Islam yang dibuka di Jakarta, Senin (11/4/2024) malam.

Dengan meluncurkan Humane Islamic Institute, Menag menyoroti adanya benteng baru dalam peradaban Islam.

“Awal dari jangkar baru peradaban Islam,” ujarnya.

Menag kemudian merujuk pada lembaga seperti Institut Kemanusiaan Islam, karena menurutnya sangat diperlukan sebagai tempat pertemuan.

“Ketika kita berbicara tentang kemanusiaan, kita tidak perlu fokus pada hal itu, tapi akan ada titik temunya. Menteri Agama mengatakan: “Forum kemanusiaan ini kita perlukan.

Menag lantas mengingatkan kembali pesan Presiden Prabowo Subianto yang menyebutkan keberadaan agama penting bagi kualitas kebangsaan.

Oleh karena itu, dengan hadirnya Institute of Humane Islam, Menag berharap apa yang disampaikan Presiden Prabowo semakin diperkuat.

“Saya berharap hal ini terus berlanjut dan diperkuat dengan hadirnya Institute of Humane Islam,” harapnya.

Sekadar informasi, pasca peluncuran Human Islam Institute, Konferensi Internasional tentang Islam Manusia atau Muktemer al-Dawle al-Islam Lil Insaniye akan diselenggarakan oleh Pengurus Besar Nehdletul Ulama besok, Rabu (5/11/2024). (PBNU) akan dimulai.

Konferensi kemanusiaan yang diselenggarakan oleh Presiden PBNU KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya ini akan dibuka di kampus Universitas Indonesia (UI) Depok. 

Konferensi Kemanusiaan Islam ini terselenggara dengan partisipasi sejumlah cendekiawan, ilmuwan dan akademisi internasional dari Amerika, Eropa, Kanada, Australia, Afrika dan Asia Selatan serta Indonesia.

Konferensi Kemanusiaan Islam ini dihadiri sedikitnya 20 orang profesor dan akademisi asing, serta 20 orang pengamat dari akademisi dalam negeri.

Beberapa diantaranya adalah Profesor Robert W. Hefner dari Boston University, USA, Profesor Greg Barton dari Deakin University, Australia, KH Afifuddin Muhajir dari Sekolah Islam Pusat Salafiyah Syafiiyah, Sukorejo, Situbono, Jawa Timur, KH Abdul Ghofur Maimoen dari Al Anwar Islamic not Sekolah Pusat, Rembang, Jawa Tengah, KH Yahya Cholil Staquf Presiden PBNU, Profesor Rüdiger Lohlker dari Universitas Wina, Austria, Profesor James B. Hoesterey dari Emory University USA, Profesor Amanta tho Seeth dari Humboldt University Berlin, Jerman, Profesor Nelly van Doorn-Harder dari Wake Forest University USA, Profesor Ismail Fajrie Alatas dari New York University, Profesor Timothy Shah dari CSCV, prof. Al-Makin dari UIN Sunan Kalijaga dan Profesor Ahmad Syafiq dari Universitas Indonesia, dll. (batu)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top