Jombang, disinfecting2u.com – Berbekal kreativitas dan bahan-bahan alami dari halaman belakang rumahnya, Nadifatul Fuadiah, seorang ibu rumah tangga asal Desa Kepukembeng, Kecamatan Peterongan, Kabupaten Jombang, berhasil mengembangkan usaha eco-printing yang bernilai jual tinggi.
Melalui bisnisnya bernama Green Art, wanita yang akrab disapa Ibu Ifa ini hampir setiap hari sibuk mengolah daun dari kebunnya untuk menghasilkan jutaan dolar dan membawa produknya ke pasar nasional dalam bentuk tas, sepatu, topi, jaket, dan pakaian. produk. Proses eco-printing diawali dengan memetik daun dari berbagai tanaman yang ditanamnya sendiri.
Daun tersebut kemudian dirangkai di atas kain yang telah melalui beberapa proses pre-treatment, kain tersebut kemudian dilipat, digulung menggunakan pipa plastik, dibungkus dengan plastik dan direbus selama beberapa jam.
Hasil rebusan ini menciptakan tekstur alami dari daun yang direkatkan pada kain, menciptakan desain unik dengan sentuhan natural. Kain yang didesain secara alami ini kemudian dijadikan berbagai produk fashion dengan cara yang fashion dan ramah lingkungan.
“Kami menggunakan 90 persen bahan dari alam, antara lain kain serat alami dan pewarna dari daun. “Eco-print ini tidak hanya estetis tapi juga ramah lingkungan sehingga produk kami bisa dikatakan berkelanjutan,” kata Ifa kepada media, Rabu (20/11).
Industri rumahan ini telah berhasil memasuki pasar nasional melalui berbagai pameran yang diselenggarakan oleh pihak pemerintah maupun swasta. Harga produk berkisar Rp250.000 hingga Rp1,5 juta, dan pendapatan Green Art bisa mencapai Rp70 juta hanya dari satu acara pameran.
“Saat ini pemasarannya masih melalui pameran. Harga mulai dari 250.000 hingga 1,5 juta. “Satu program bisa menghasilkan keuntungan 70 juta,” ujarnya.
Salah satu pelanggan setia kami, Shannon Agustina, mengaku tertarik dengan produk Green Art Eco-Print karena desainnya yang unik, modern, dan serbaguna.
“Produk ini ramah lingkungan, desainnya juga lucu dan bisa digunakan di berbagai acara, formal, santai bahkan pernikahan,” kata Shena.
Gadis yang akrab disapa Shenna ini mengaku lebih menyukai produk EcoPrint yang ramah lingkungan, artinya ia bisa terus mengedukasi masyarakat agar lebih memilih produk lokal yang mendukung kelestarian lingkungan.
“Kita perlu mengedukasi lebih banyak masyarakat tentang pentingnya memilih produk ramah lingkungan dan dengan memilih produk lokal kita dapat membantu perkembangan usaha kecil dan menengah,” imbuhnya.
Seperti diketahui, inovasi eco-printing ini tidak hanya memberikan sentuhan alam pada setiap produknya, namun menjadi bukti bahwa kreativitas dan kepedulian terhadap lingkungan dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian masyarakat setempat.
Green Art menjadi contoh sukses bagaimana UMKM dapat berkontribusi terhadap kelestarian lingkungan sekaligus menghasilkan nilai ekonomi yang signifikan. (roy/ayam)