Inilah Boy Thohir, Sang Calo Tanah yang Kini Jadi Pemilik Adaro Energy dengan Kekayaan Rp40,3 Triliun

Jakarta, disinfecting2u.com – Meraih kesuksesan memang tidak mudah, membutuhkan usaha dan perjalanan yang panjang. Garibaldi Thohir atau Boy Thohir mungkin pernah mengalami hal tersebut.

Meski satu keluarga dengan salah satu pendiri Astra International, Teddy Thohir, Boy tidak serta merta sukses. Tantangan berat terus ia hadapi hingga menyebabkan bangkrutnya perusahaan yang ia jalankan. Saat ini, Boy Thohir menjadi salah satu orang terkaya di Indonesia melalui perusahaan batu bara miliknya dan beberapa perusahaan lainnya. Forbes mencatatkan namanya sebagai orang terkaya ke-17 di Indonesia dengan kekayaan bersih US$2,6 miliar atau sekitar Rp40,3 triliun.

Namun siapa sangka, Boy Thohir mencoba beberapa pekerjaan sebelum namanya melejit dan menjadi orang terkaya di Indonesia. Kakak Erick Thohir ini rupanya mengawali karirnya sebagai pialang saham. 

Kemudian Boy Thohir belajar ke Amerika Serikat dan mendapat gelar master. Semula bocah itu ingin bekerja di bank swasta, namun ayahnya melarangnya karena ingin putranya menjadi wirausaha. 

Kemudian pada tahun 1991, pemilik nama asli Garibaldi Thohir mendapat ide untuk memulai bisnis real estate, namun sayangnya bisnis tersebut gagal. Ia kemudian bertemu dengan petinggi Astra International saat itu, antara lain Theodor Permadi Rachmat dan Edwin Soeryadjay.

Kemudian dia diperintahkan untuk membebaskan lahan seluas 20 hektar. Sayangnya, karena situasi ekonomi yang tidak stabil saat itu, Boy hanya bisa mendapatkan lahan seluas 3 hektare

Meski hanya bekerja sebagai agen pertanahan, pengalaman tersebut tetap dikenang Boy Thohir. Bermodal Rp 5 miliar, Boy mendirikan WOM Finance dan mampu menjual senilai USD 150 juta yakni sekitar Rp 2,3 triliun. 

Boy Thohir menggunakan dana hasil penjualan WOM Finance untuk membeli tambang batu bara di Kalimantan Selatan, serta saham PT Adaro Energy Tbk dari pemilik asing. Sejak saat itu, perusahaan sang kakak Erick Thohir terus berkembang. 

Kini Boy Thohir menjabat sebagai presiden direktur Adaro Energy bersama dua temannya, Edwin Soeryadjaya dan Theodore Permadi (TP) Rachmat. 

Dalam sebulan terakhir, tabel harga kredit PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) berubah menjadi PT Alamtri Resources Indonesia Tbk untuk setiap tahunnya. 

“Pasal 1 ayat (1) anggaran dasar perseroan mengenai nama perseroan dengan ini diubah,” kata direksi Adaro dalam keterangan di situs Bursa Efek Indonesia (BEI). 

Langkah tersebut merupakan hasil RUPSLB 18 November. Perubahan ini juga disetujui oleh 87,153 persen yaitu sekitar 22.372.506.419 pemegang saham. Sedangkan 3.297.580.614 atau 12.846 pemegang saham tidak setuju.

Dalam RUPSLB ini, para pemegang saham juga menyetujui perseroan akan membagikan dividen tunai kepada seluruh pemegang saham atau sekitar Rp41,7 triliun yang didasarkan pada sebagian dari saldo laba perseroan yang belum ditahan pada 31 Desember 2023. 

“Telah menyetujui penetapan dan penggunaan sebagian saldo laba yang belum dicadangkan,” kata manajemen Adaro dalam informasi di situs Bursa Efek Indonesia (BEI), seperti dikutip Rabu 20 November 2024. (nsp)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top