Jakarta, disinfecting2u.com – Indonesia diperkirakan akan menjadi produsen peralatan rumah tangga terbesar kedua di dunia setelah China. Hal ini terjadi karena Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan dan Presiden Hamilton Beach Scott Tidey pada 25 Mei 2023 di Detroit, Amerika Serikat.
Dalam pertemuan tersebut dilakukan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara Hamilton Beach dan PT Borine Technology Indonesia senilai US$50 juta. “Kementerian Perdagangan mendukung rencana Hamilton Beach menjadikan Indonesia sebagai daerah manufaktur produk elektronik terbesar setelah China,” ungkapnya. Staf Ahli. Menteri Perdagangan Perdagangan Internasional, Menteri Perdagangan (Kemendag) Bara Krishna Hasibuan dalam keterangan yang diterima, Jumat (10/11/2024) di Batam, Kepulauan Riau.
Setelah itu, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan bertemu dengan Presiden Hamilton Beach pada Trade Expo Indonesia (TEI) 2024 di ICE BSD, Tangerang untuk mendapatkan kembali kepercayaan terhadap kesepakatan tersebut.
Bára mengatakan Hamilton Beach sangat puas dengan kualitas produk elektronik Indonesia. Oleh karena itu, perseroan akan meningkatkan komitmen pembelian produk elektronik asal Indonesia menjadi 100 juta dolar setiap tahunnya.
“Hal ini sejalan dengan rencana diversifikasi Hamilton Beach untuk mempertahankan pangsa pasarnya sebagai nama terbesar di Amerika Utara,” kata Bara.
Di sisi lain, Kepala Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) di Chicago, Dhonny Yudho Kusuma, mengatakan Hamilton Beach kini mulai berpindah pemasok produk elektronik dari China ke kawasan Asia Selatan, termasuk Indonesia, di masa depan. masa depan. . menjadi salah satu lokasi produksi utama.
Proses perpindahan pemasok produk elektronik mulai tahun 2023. Keputusan pindah kerja ke Indonesia diikuti oleh salah satu perusahaan pesaing Hamilton.
Selain itu, salah satu faktor pendukung perubahan ini adalah sistem Indonesia yang memudahkan dalam mencari barang dan ekspor, apalagi Indonesia kini sudah menjadi Generalized System of Preferences (GSP) dengan lebih dari 3.500 produk tersedia. Tarif 0 persen di bawah GSP.
“Ini menjadi keunggulan kompetitif produk Indonesia, khususnya untuk ekspor ke Amerika Utara,” kata Dhonny. (dingin/nsp)