Jakarta, disinfecting2u.com – Indeks Saham Gabungan (IHSG) menguat pada perdagangan Selasa (2024/3/12), dengan IHSG menguat 149,03 poin atau 2,11 persen menjadi 7.196,02.
Sedangkan indeks LQ45 yang terdiri dari 45 saham utama menguat 25,52 poin (3,02%) menjadi 869,33.
Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 1.162.000 kali perdagangan dan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 20,08 miliar lembar saham atau setara dengan Rp 12,72 triliun.
Jumlah saham naik sebanyak 372 saham, saham turun sebanyak 228 saham, dan saham stagnan sebanyak 345 saham.
Menurut pengamat pasar saham, kenaikan IHSG hari ini dipengaruhi beragamnya sentimen dari luar negeri.
“Emosi eksternal memperkuat IHSG,” kata tim riset Pilarmas Investindo Securitas dalam sebuah penelitian.
Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai dampak tersebut, salah satunya adalah rilis data Institute for Supply Management yang menunjukkan aktivitas manufaktur Amerika Serikat (AS) membaik hingga November 2024.
PMI manufaktur AS dari Institute for Supply Management naik menjadi 48,4 bulan lalu dari 46,5 pada Oktober 2024, dan PMI manufaktur global final S&P juga naik menjadi 49,7 dari angka awal 48,8.
Sementara itu, Bank Rakyat Tiongkok menegaskan kembali rencana kebijakan moneternya yang mendukung untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi tahun depan, karena masa jabatan kedua Donald Trump menghadapi tantangan baru dari perang dagang dengan Amerika Serikat.
Gubernur Bank Rakyat Ban Gongsheng berencana menggunakan berbagai cara untuk menjaga kecukupan likuiditas dan mengurangi pinjaman kepada dunia usaha dan penduduk.
Dukungan keuangan akan sangat penting bagi perekonomian Tiongkok tahun depan, karena presiden AS berikutnya telah berjanji untuk mengenakan tarif yang besar terhadap barang-barang Tiongkok.
Hal ini mengancam prospek ekspor, yang telah menjadi pendorong utama pertumbuhan Tiongkok sejak pandemi ini.
Inflasi naik menjadi 1,5% pada November 2024 dari level terendah dalam 45 bulan sebesar 1,3% pada bulan sebelumnya, menyusul penurunan suku bunga oleh bank sentral Korea Selatan, Bank of Korea (BOK), menurut data terbaru dari Korea Selatan. . Selama dua bulan terakhir, pihak berwenang telah melakukan perubahan kebijakan secara cepat untuk menjaga momentum perekonomian. (Ali/vsf)