NEWS LEMBARAN Hilirisasi Mineral Kritis: Katalis Pertumbuhan Ekonomi 8%

Jakarta, disinfecting2u.com – Kantor Presiden dan Wakil Presiden terpilih, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka akan dibuka pada Minggu (20/10/2024). Sektor-sektor industri akan segera bersaing untuk menerapkan strategi terbaik guna mencapai pertumbuhan ekonomi. Dari industri pertambangan muncul salah satu langkah penting untuk mencapai tujuan tersebut, tahapan tersebut adalah kemunduran industri pertambangan. 

Setelah sukses di sektor nikel, hilirisasinya bisa cepat diperluas ke mineral penting lainnya. Saya berharap langkah ini dapat mendorong pertumbuhan perekonomian Indonesia dan kekuatan bangsa.

Penurunan harga nikel membuktikan pengolahan mineral dalam negeri mampu memberikan nilai tambah yang signifikan. Ekspor produk nikel olahan telah meningkat dari $3 miliar per tahun menjadi $30 miliar pada tahun 2022. Keberhasilan ini tidak hanya memperkuat posisi Indonesia dalam rantai pasokan global, tetapi juga menciptakan lapangan kerja dan mengundang investasi asing seperti Tsingshan Group dan LG Energy Solution. 

“Hilirisasi terbukti mampu memberi nilai tambah dan menumbuhkan industri dalam negeri,” kata Feiral Rizky Batubara, Ketua Dewan Pembina Organisasi Pemuda Diaspora Amankan Nusantara (AMAN).

Setelah nikel, pemerintah kini dapat fokus pada mineral penting lainnya, seperti tembaga, bauksit, timah, dan kobalt, yang berperan penting dalam teknologi tinggi, energi terbarukan, dan infrastruktur. Indonesia mempunyai potensi besar di bidang ini. 

Misalnya, pabrik peleburan tembaga PT Freeport Indonesia di Grisik memiliki kapasitas untuk memproses 1,7 juta ton tembaga pekat per tahun, sehingga meningkatkan harga tembaga dari $4,36 per ton menjadi $6,049 per ton. Dengan investasi tersebut, potensi penerimaan negara bisa meningkat hingga miliaran USD/tahun.

Penurunan bauksit terus meningkat. PT Indonesia Asahan Aluminium dan PT Aneka Tambang Tbk sedang membangun kilang aluminium lanjutan (SGAR) di Kalimantan, yang diharapkan dapat menghentikan impor aluminium secara bertahap dan menghemat devisa sebesar US$34,8 miliar. Peningkatan volume air kulit pohon merupakan langkah penting untuk mengurangi ketergantungan terhadap bahan baku impor.

Indonesia juga mempunyai cadangan timah yang besar, yaitu sebesar 23% dari total cadangan dunia. Saat ini penambangan bawah laut masih sebatas produksi beras. Namun PT Timah Tbk sedang mengembangkan teknologi Ausmelt Furnace yang akan meningkatkan kapasitas dan efisiensi produksi, sehingga menghasilkan nilai tambah seperti solder dan komponen elektronik. 

Bapak Feiral mengatakan “Indonesia harus memperkuat hilirisasi penambangan timah agar mampu menghasilkan produk yang nilainya meningkat.

Cobalt, mineral penting lainnya, memiliki potensi besar untuk mengembangkan industri baterai nasional. Dengan cadangan sebesar 600.000 ton, kobalt di bawah ini dapat menjadi kunci untuk mendukung rantai pasokan baterai kendaraan listrik (EV) global. Saat ini pengolahan kobalt masih terbatas dan digabungkan dengan nikel, namun diperlukan investasi langsung untuk memproduksi katoda nikel-kobalt yang akan meningkatkan nilainya.

Dengan memperluas pipeline dari nikel ke mineral berharga lainnya, pemerintah Indonesia dapat meningkatkan pendapatan nasional, menciptakan lapangan kerja dan memperkuat posisi Indonesia di industri global. 

“Pengurangan adalah kunci untuk mencapai perekonomian yang berkualitas tinggi dan berkelanjutan. “Dengan pertambangan diharapkan sektor pertambangan Republik Indonesia dapat berpartisipasi dalam kegiatan koperasi untuk memajukan perekonomian negara hingga mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi sebesar 8% dan mendukung terwujudnya visi Tahun Emas Indonesia 2045 . Pemerintahan Presiden Terpilih Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Terpilih Gibran Rakabuming Raka,” pungkas Feiral. (misalnya)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top