disinfecting2u.com – Ustaz Adi Hidayat (UAH) mengenang, meski memiliki keutamaan yang besar, namun ada hal yang dapat merugikan manfaat puasa.
Puasa merupakan amalan yang mempunyai keutamaan yang dahsyat.
Oleh karena itu, meski bukan bulan Ramadhan, seluruh umat Islam dianjurkan untuk tetap berpuasa, minimal pada hari Senin dan Kamis, sebelum menjelaskan hal-hal yang dapat merugikan manfaat puasa. Ustaz Adi Hidayat (UAH) menjelaskan, puasa pada hari Senin dan Kamis. Kamis. Rasulullah SAW selalu melakukan hal tersebut karena beliau mempunyai banyak keutamaan.
Salah satu keutamaan puasa senin kamis adalah menghapuskan dosa dan mencegah seseorang menambahkannya.
Selain itu, puasa Senin dan Kamis juga memiliki keutamaan tersendiri dalam Islam, didukung dengan ayat Al-Quran dan hadis yang menjelaskan keberkahan dan keistimewaannya.
Menurut Ustaz Adi Hidayat (UAH), dalil tersebut datang dari Nabi SAW ketika salah seorang temannya menanyakan alasan beliau berpuasa pada hari itu.
Nabi bersabda bahwa hari ini adalah hari dimana amal shaleh dihadirkan kepada Allah dan aku sangat ingin amal shalehku dipuasakan.
Ustaz Adi Hidayat (UAH) kemudian mengatakan, alasan Nabi berpuasa Senin dan Kamis karena beliau mempunyai dua keistimewaan. Orang yang berpuasa pada hari Senin dan Kamis memperbanyak amal shalehnya.
Ustaz Adi Hidayat menjelaskan, keutamaan puasa sunnah adalah memperbanyak amal shaleh.
“Kalau berpuasa misalnya, amal shalehnya harus ditingkatkan,” jelas Ustaz Adi Hidayat.
“Bisa salat fardhu saja, ditambah salat sunah. Kalau tidak salat sunah, jadi resah, tiba-tiba rajin baca Al-Qur’an. Tiba-tiba mau keluarkan uang, tiba-tiba ada semoga bertambah amal shalehnya, amal shalehnya,” sambungnya. Orang yang berpuasa senin dan kamis bisa menanggungnya. Imoralitas
Kedua, kata Ustaz Adi Hidayat, orang yang berpuasa umumnya bisa menolak maksiat.
“Jadi tidak ada orang yang berpuasa maksiat karena setidaknya takut berbuka,” kata Ustaz Adi Hidayat.
“Apakah ada orang yang puasa mencuri, adakah orang yang puasa berbohong? Tidak. Bahkan saat dia sendirian, di kantor, di kamarnya, ada kemungkinan dia menyimpang, dia melawan,” tegasnya.
Setiap muslim pasti mengetahui bahwa jika ia melakukan sesuatu yang membatalkan puasanya, maka puasanya pun batal.
Namun meskipun hal ini tidak batal, namun jika seorang muslim melakukan hal-hal yang merusak kemaslahatan puasa, apakah mungkin ia tidak memperoleh pahala dan manfaat puasa? Lalu hal apa saja yang bisa merusak manfaat puasa?
Ustaz Adi Hidayat (UAH) menjelaskan, ada dua jenis yang mempengaruhi puasa.
Puasa dipengaruhi oleh dua hal, yaitu aktivitas yang mengganggu puasa dan hal-hal yang merusak kemaslahatan puasa.
Aktivitas berbuka puasa secara langsung antara lain makan dan minum dengan sengaja, hubungan seksual antara suami dan istri di siang hari, dan masih banyak lagi.
Menurut Ustaz Adi Hidayat (UAH), hal tersebut akan membuat seseorang langsung berbuka puasa.
“Batal atau tidaknya puasa, hanya merusak pahala. Apa saja?”
Usatz Adi Hidayat menjelaskan, hal-hal yang merusak manfaat puasa disebutkan dalam kisah hadis Al Bukhari yang memuat bab tentang puasa.
“Ada di buku shiyam, Sumber Daya Manusia. Bab Al-Bukhari tentang puasa. Angka pertama hadits dari kanan bawah, kata Ustaz Adi Hidayat.
Salah satu yang membatalkan pahala puasa, kata Ustaz Adi Hidayat (UAH), adalah makian.
Hal ini dikarenakan puasa merupakan tameng terhadap hal-hal yang buruk, sehingga seorang muslim tidak boleh mengucapkan kata-kata yang buruk saat berpuasa.
“Puasa itu perisai dari hal-hal buruk. Makanya orang yang berpuasa tidak mengucapkan kata-kata buruk,” kata Ustaz Adi Hidayat (UAH).
Maka yang membatalkan pahala puasa lainnya adalah melakukan sesuatu yang tidak pantas.
Hal ini tidak secara langsung berdosa, namun memberikan kesempatan kepada orang lain untuk berbuat dosa.
Ustaz Adi Hidayat kemudian mencontohkan contoh tidak pantas orang dewasa yang menggunakan sepeda anak-anak di kompleks tersebut.
Memang tidak berdosa, namun bisa menyebabkan orang lain berdosa karena prasangka buruk terhadap dirinya.
Hal lain yang bisa meniadakan manfaat puasa, kata Ustaz Adi Hidayat, antara lain mengkritik, berdebat dengan orang lain, dan berbohong.
Mengabaikan pahala puasa, misalnya jika seseorang berpuasa dan mendapat pahala 100 persen, sekaligus mencela, maka ia mendapat dosa 50 persen.
Jadi misalnya kalau berselisih, dosanya 50 persen, berbohong 100 persen dosa, dan kalau ditambah gosip, dosanya 100 persen.
Jadi jika total reward untuk postingan tersebut negatif.
Oleh karena itu, sayang sekali jika orang yang berpuasa melakukan hal-hal tersebut karena hanya lapar dan haus.
“Inilah yang dimaksud Rasulullah ketika bersabda: ‘Banyak orang yang berpuasa tidak mendapatkan apa-apa dari puasanya kecuali rasa lapar dan haus,’” kata Ustaz Adi Hidayat.
Wallahu’alam bishawab