Gus Miftah Akhirnya Bicara Jujur Kenapa Suka Berbicara Kasar saat Ceramah, Ternyata Sengaja Dilakukan karena Dia Dulu Pernah…

disinfecting2u.com – Baru-baru ini dikabarkan Miftah Maulana Habiburrahman atau lebih dikenal dengan Gus Miftah.

Gus Miftah viral di media sosial setelah ada video dirinya yang mengejek penjual es teh.

Dalam video tersebut, Gus Miftah berbicara kasar kepada seorang penjual es teh yang menjual dagangannya di tengah ceramah.

 

Komentar Gus Miftah dinilai sangat kasar dan menghina penjual es teh yang akrab disapa Sunhaji itu.

Saat itu, kamera memperlihatkan Pak Sunhaji sedang memegang tiang kayu di atas kepalanya untuk berdagang.

Raut wajah Pak Sunhaji pun terlihat tak bisa berkata-kata karena Gus Miftah yang menjadi sasaran candaannya di depan orang banyak pun dilirik warganet.

Gara-gara tindakannya tersebut, Gus Miftah mendapat kritik dari berbagai pihak dan kini memutuskan mundur dari pemerintahan.

Gus Miftah menggelar konferensi pers dan mengumumkan pengunduran dirinya sebagai Wakil Khusus Presiden Bidang Kerukunan Umat Beragama dan Pengembangan Sarana Keagamaan.

 

Kemudian, Wali Pondok Pesantren Ora Aji (Ponpes) meminta maaf kepada Presiden Prabowo Subianto dan masyarakat Indonesia.

Gus Miftah dikenal memiliki gaya komunikasi yang santai, terutama dengan komunitasnya.

Selain itu, Gus Miftah menjelaskan, dirinya kerap bersikap kasar saat sedang berceramah.

“Kepada Miftah, tapi kenapa dia masih saja berbicara kasar?” Gus Miftah mengajukan pertanyaan kepada seorang siswa saat menghadiri acara sekolah. 

Ada ruang ngobrol, ada ruang berpikir, kata Gus Miftah seperti dilansir akun TikTok @bocil_reserse48.

 

Gus Miftah menjelaskan, penggunaan bahasa rentan yang dilakukannya sengaja untuk menjangkau kelompok marginal.

“Kebiasaan saya berbicara sedikit kotor adalah untuk mendekatkan saya dengan teman-teman saya yang terpinggirkan.”

Ia juga mengatakan bahwa dulu ia membaca Al-Qur’an dan membaca ayat-ayatnya, namun masyarakat marginal tidak menyukainya dan tidak mau lagi membaca Al-Qur’an.

Sehingga ia memilih untuk berceramah dengan tenang agar masyarakat marginal bisa melanjutkan studinya.

“Jadi saya sedang membaca ayat Al-Qur’an lalu mereka berkata, ‘Besok tidak perlu membaca Al-Qur’an,’ kata Gus Miftah.

 

Gus Miftah pun menceritakan pengalamannya mengaji bersama beberapa perempuan yang berprofesi sebagai jaleb. 

Saat itu, dia melambaikan tangannya, meski dia bukan seorang sealer. Suntikan tersebut dilakukan karena mereka tidak mau melanjutkan bacaan Al-Qur’an tanpa disentuh.

“Ketika saya sedang mengaji, lalu saya berhubungan seks dengan wanita.” Kamu bukan segel, kenapa kamu bertepuk tangan”, tahukah kamu kenapa? Aku putuskan untuk tidak menjabat tangannya karena dia tidak mau membaca Al-Qur’an: ‘Jangan’ kamu membaca, dia menganggap dirinya suci'” Gus Miftah.

“Ushul Iqh bahasanya lebih ringan untuk keadaan darurat. Saya mau terima berkahnya, tapi mereka tidak bertepuk tangan, mau mengaji, tidak mau mengaji, ”ujarnya. .

(hari)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top