Batavia, disinfecting2u.com – Penulis konten Guru Gembul mengaku sangat kehilangan Ustaz Muhammad Nuruddin dalam perdebatan sengit soal popularitas agama Islam di media sosial?
Pada tanggal 9 Oktober 2024, diadakan perdebatan sengit di Aula PSJ Pusat Studi Jepang Universitas Indonesia (UI), Depoke, menampilkan Guru Gembul dan Ustaz Nuruddin.
“Assalamualaikum Wr. Wb. Dalam perdebatan menang dan kalah, saya tidak bisa memungkiri bahwa saya kalah dalam hal ini,” tulis Guru Gembul dalam pesan Instagram pribadinya, Senin (14/10/2024).
Guru Gembul menjelaskan, Ustaz Nuruddin sangat matang dalam persiapan dan informasi dalam berdiskusi.
Ia menilai Nuruddin juga kerap menggunakan logika dalam berdebat dengannya karena berdasarkan kaidah ilmiah dan lain sebagainya.
“Saya tidak memiliki semuanya, lalu karena suatu alasan,” katanya.
Namun kritikus dan guru tersebut menyatakan tidak akan memberikan alasan untuk berdebat dengan Nuruddin.
Namun, dia mengatakan akan segera merilis video yang membahas masalah tersebut.
“Bagi saya ini bagian dari pekerjaan untuk diketahui, karena ilmu pengetahuan itu kadang menyakitkan. Jadi kemarin saya dilecehkan dan cukup kesal,” jelasnya.
“Tetapi itu hal yang baik, itu bagian dari dinamika, dan seperti kebanyakan orang, terkadang Anda perlu kesakitan untuk belajar, terkadang Anda perlu belajar dengan menyenangkan,” lanjutnya.
Guru Gembul pun memberikan kronologi sekitar 21.200 postingan terkait video diskusi viral yang sedang trending 10 di media sosial.
“Jadi begini ceritanya Baraja (saudara), perdebatannya terjadi pada tahun 2024 kemarin. 9 Oktober, UI Bermula dari pernyataan saya yang kemudian menjadi kontroversi di masyarakat,” jelasnya seperti dikutip disinfecting2u.com dalam video dari kanal YouTube Guru Gembul, Senin.
Kontroversi muncul dari pernyataannya bahwa iman tidak dapat dibentuk secara ilmiah. Meski dia tidak mau mendalami ilmu tentang keimanan.
“Usulan ini melebihi ekspektasi saya dan menurut saya menjadi kontroversial di masyarakat. Saya bertanya-tanya mengapa menjadi kontroversial?”
Menurutnya, akal, rasionalitas, dan sains tidak selalu dikaitkan dengan urusan agama, dan banyak orang yang mengetahui hal tersebut.
Ia juga menyatakan bahwa unsur-unsur agama Islam bersifat sakral dan tidak dapat diubah atau dirasionalisasikan dalam sebuah simbol.
“Tidak bisa berdasarkan empiris dan ilmiah,” ujarnya.
Maka Guru Gembul berharap podcast ini menjadi wadah untuk melanjutkan diskusi dengan Ustaz Nuruddin. Misalnya, ia pernah berbincang dengan Ade Armando, Fahri Hamzah, dan Ustaz Felix Siauw.
“Kebetulan hal ini mengawali diskusi yang lebih terbuka di universitas yang saat itu melibatkan ratusan orang,” ujarnya.
(terjadi)