Lumajang, disinfecting2u.com. Pada Selasa (15/10/2024) dini hari, Gunung Semeru (3676 dpl) kembali terlihat di Lumajang. Letusan terjadi sekitar pukul 05:51 WIB, seperti dilansir Yadi Yuliandi, pegawai Observatorium Gunung Api Semeru (PPGA).
Letusan Gunung Semeru terjadi pada Selasa 15 Oktober 2024 pukul 05.51 WIB. Ketinggian kolom vulkanik ± 700 meter di atas permukaan laut (± 4.376 meter di atas permukaan laut),” tulis Yadi dalam laporannya, Selasa (15/10).
“Abu abu-abu lemah ke arah barat daya. Ledakan terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 148 detik,” imbuhnya.
Sementara itu, pada periode pengamatan hari terakhir, 14 Oktober 2024, mulai pukul 00.00 hingga 24.00 WIB, teramati 11 kali erupsi asap berwarna putih atau abu-abu pada ketinggian 300-900 meter arah barat daya.
Dari segi kegempaan, tercatat 67 letusan, 5 banjir, 8 badai, 5 pemadatan, dan satu peristiwa tektonik terisolasi.
Yadi juga mengatakan, status pekerjaan Gunung Semeru masih level 2 atau waspada.
Tingkat aktivitas Gunung Semeru masih kritis atau 2, jelasnya.
Mengingat Gunung Semeru memiliki tingkat aktivitas 2 atau tingkat waspada, maka masyarakat diimbau untuk mengikuti segala imbauan yang diberikan, termasuk bagi warga yang tidak melakukan tindakan apa pun di wilayah tenggara sekitar Besuk Kobokan, hingga 13 kilometer dari puncak (tempat kejadian). letusan).
Selain itu, masyarakat juga tidak boleh beraktivitas di jarak 500 meter dari pantai (laut) dekat Besuk-Cobokan karena dapat berdampak pada meluasnya awan panas dan aliran lahar hingga 17 kilometer dari puncak.
Selain itu, warga tidak masuk dalam radius 5 kilometer dari kawah/gunung berapi Gunung Semeru karena berisiko lemparan batu (pijar) dan takut potensi awan panas seperti gelombang (APG). hujan lebat dan lahar di sepanjang sungai/lembah gunung berapi utama Semeru, terutama di sekitar Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar dan Besuk Sat, dan air mungkin mengalir di sungai-sungai kecil. dari Besuk Kobokan. (wso/jauh)