Yogyakarta, disinfecting2u.com – Aktivitas Gunung Merapi yang berbatasan dengan Jawa Tengah dan Yogyakarta kembali menunjukkan tingkat kegempaan dan guguran lava yang relatif tinggi.
Agus Budi Santoso, Kepala Balai Penelitian Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta, mengatakan, pada periode pengamatan pukul 00.00 – 24.00 WIB atau 24 jam pada Kamis (3/10/2024), tercatat terjadi guguran lava sebanyak 55 kali. Arah Barat Daya (Kali Bebeng) dengan jarak luncur maksimal 1800 meter.
Selain itu, gempa terjadi 169 kali, gempa hybrid/multifase 28 kali, vulkanik dangkal 1 kali, dan tektonik dalam 1 kali, jelasnya.
Hingga saat ini tingkat aktivitas Gunung Merapi masih ditetapkan pada Level III (Waspada). Potensi ancaman saat ini berupa guguran lahar dan awan panas di sektor selatan-barat daya antara lain Sungai Boyong sepanjang 5 km, Sungai Bedog, Krasak, Sungai Bebeng hingga 7 km.
Sektor tenggara meliputi Sungai Voro jarak maksimum 3 km dan Sungai Gendol jarak maksimum 5 km. Saat terjadi letusan, material vulkanik bisa mencapai radius 3 kilometer dari puncak.
Data pemantauan menunjukkan pasokan magma masih terus berlanjut sehingga berpotensi menimbulkan awan panas guguran di zona yang berpotensi bahaya, jelas Budi.
Masyarakat diimbau menghindari aktivitas di zona yang berpotensi bahaya dan mewaspadai risiko terjadinya guguran lahar dan awan panas (APG), terutama saat terjadi hujan di sekitar Gunung Meraf.
“Masyarakat patut mewaspadai gangguan akibat abu vulkanik letusan Gunung Meraph. Jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan maka tingkat aktivitas Gunung Meraph akan segera berubah,” tutupnya. (cahaya/dengungan)