Gedung Pemerintah di Jakarta Dinilai Punya Potensi Pascapindah ke IKN

Jakarta, disinfecting2u.com – Direktur Riset Colliers Indonesia, Ferry Salanto menilai gedung kantor pemerintah di Jakarta memiliki potensi menarik untuk dimanfaatkan dan dikolaborasikan dengan pihak swasta pasca transformasi ibu kota menjadi Ibu Kota Kepulauan (IKN).

Ia mengatakan, gedung perkantoran yang kosong tersebut bisa dijadikan pilihan bagi para penyewa karena letaknya yang strategis di kawasan pusat bisnis.

Meski banyak bangunan milik pemerintah yang kini sudah tua, namun memiliki keunggulan strategis karena lokasinya, katanya dalam keterangannya di Jakarta, mengutip Antara, Selasa (1 Juli). Sebagian besar berlokasi di pusat kota. kawasan bisnis.” /2025).

Namun, Ferry mengatakan gedung-gedung pemerintah tersebut juga dapat memperburuk situasi di pasar real estate yang sudah kelebihan pasokan. Apalagi kalau kosong, dianggap persediaan baru.

“Jika gedung-gedung kosong tersebut dianggap sebagai pasokan baru, hal ini dapat memperburuk kondisi pasar yang sudah kelebihan pasokan ruang perkantoran,” lanjutnya.

Berdasarkan data Departemen Umum Kekayaan Negara (DJKN) Kementerian Keuangan, terdapat sebanyak 40 gedung pemerintahan, termasuk kementerian dan lembaga negara (tidak termasuk properti BUMN), seluas 1,34 juta meter persegi ruang perkantoran di Jakarta.

Jumlah tersebut merupakan 55% dari total ruang kosong atau sekitar 2,43 juta meter persegi di sektor perkantoran komersial.

Ferry menegaskan, gedung perkantoran pemerintah tetap menarik untuk dikolaborasikan dengan swasta. Namun, mengubahnya menjadi ruang kantor komersial untuk disewakan akan menjadi tugas yang sulit karena persediaan ruang kantor selalu tersedia dalam jumlah melimpah.

“Dari sisi investasi, bermitra dengan swasta untuk membeli aset pemerintah memiliki tantangan karena tingginya nilai buku aset tersebut,” tambahnya. Hasil ideal sulit dicapai karena pendapatan sewa yang relatif rendah.”

Selain itu, banyak perusahaan multinasional yang sangat tertarik dengan standar Kesehatan, Keselamatan dan Lingkungan (HSE) dan sertifikasi bangunan ramah lingkungan.

Ferry Salanto mengatakan, “Oleh karena itu, pekerjaan tambahan yang signifikan mungkin diperlukan untuk menjadikan bangunan ini memenuhi standar modern.

Ferry mengatakan, kemitraan dengan swasta akan lebih menarik jika ada opsi penjualan aset tersebut. Meski diperbolehkan undang-undang, namun prosesnya mencakup prosedur ketat untuk menjamin transparansi dan akuntabilitas, sehingga penjualan aset negara jarang terjadi.

Sebelumnya, model BOT (Build-Operate-Transfer) cukup menarik karena harga real estate tidak terlalu tinggi untuk menghasilkan keuntungan yang menarik.

“Namun saat ini, dengan nilai properti yang relatif tinggi dan pendapatan sewa yang masih tertekan, perpanjangan periode insentif akan membuat rencana BOT dapat dilaksanakan,” tutupnya. (semut/pohon) 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top