Jakarta, disinfecting2u.com – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati buka suara terkait perubahan prosedur di kementeriannya.
Reformasi ini menimbulkan kekacauan karena dibentuk beberapa pemimpin (ditjena) sekaligus.
Struktur baru ini meliputi Direktorat Jenderal (Ditjen) Strategi Perekonomian dan Fiskal, Direktorat Jenderal Stabilitas dan Pembangunan Sektor Keuangan.
Selain itu juga ada Badan Teknologi Keuangan, Informasi dan Intelijen.
Sri Mulyani pun memberi penjelasan.
Dijelaskannya, Direktorat Jenderal Strategi Ekonomi dan Fiskal pertama merupakan layanan baru yang dulunya merupakan salah satu departemen di Kementerian Keuangan, Badan Kebijakan Fiskal (BKF).
Ia menyadari bahwa tugas membuat kebijakan paling cocok untuk ketua pengadilan tinggi, bukan organisasinya. tidak,” kata Sri Mulyani, Jumat (8/11/2024).
Kemudian, pembentukan Direktorat Jenderal Stabilitas dan Pembangunan Sektor Keuangan bertujuan untuk memperkuat peran Kementerian Keuangan dalam Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK).
Sri Mulyani menilai peran Kementerian Keuangan semakin penting dalam menjaga stabilitas sektor keuangan, terutama dengan memperluas kewenangan kementerian di bidang tersebut.
“Kita sering mematuhi BI, OJK, LPS dan berbagai undang-undang P2SK, pekerjaan kita terlalu banyak sehingga harusnya diangkat menjadi manajer umum yang dijabat oleh sahli (pekerja profesional) yang seringkali tidak berstatus,” jelasnya.
Selain itu, perluasan Badan Intelijen Teknologi, Informasi, dan Keuangan juga bertujuan untuk memperkuat infrastruktur digital di lingkungan Kementerian Keuangan.
Organisasi ini akan menjadi pendorong utama transformasi digital kementerian, dengan fokus pada pengembangan teknologi digital dan kemampuan intelijen keuangan.
Menurut Sri Mulyani, organisasi ini penting untuk menghadapi perkembangan digitalisasi global dan meningkatkan keterampilan analisis dan penggunaan kecerdasan buatan (AI).
“Kecerdasan finansial tidak hanya dalam hal sistem hardware atau perangkat keras saja, tetapi juga perangkat lunak, dan terutama kecerdasan analisis data serta kemampuan untuk terus meningkatkan kecerdasan kita sendiri. Ini adalah salah satu bidang yang akan terus diperkuat,” katanya.
Selain itu, Menneg juga menjelaskan bahwa meskipun Kementerian Keuangan saat ini berada di bawah Perdana Menteri, namun Kementerian ini tetap bekerja sama dengan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (Kemenko) dan mendukung berbagai inisiatif.
Begitu pula dengan peran ketiga Wakil Menteri Keuangan yang diberi tugas untuk melakukan koordinasi dengan masing-masing menteri (menko) untuk menjamin kerja sama yang lebih baik antar kementerian, termasuk Menteri Koordinator Perekonomian (Airlangga Hartarto) terkait perdagangan dan industri.
“Hal ini menunjukkan bahwa meskipun kita tidak berada di bawah Menko, kita mendukung dan bekerja sama dengan para Menko, bahkan langsung dengan para menteri, seperti kemarin kita memiliki Menteri ESDM, hari ini Menteri Pertanian Bidang Pangan. keselamatan adalah prioritas,” tambahnya.
Dalam perubahan struktur organisasi, ia mengatakan perubahan tersebut bertujuan untuk menyesuaikan kegiatan Kementerian Keuangan dengan permasalahan ekonomi dan keuangan yang semakin berkembang sekaligus memperkuat posisi kementerian dalam menghadapi digitalisasi dan perubahan di sektor keuangan. (semut/vsf)