Semarang, TvOnews.com – Kabar meninggalnya Semya yang menjadi korban polisi adalah Darso (43), Gilisari Purvosari Miyan, Kota.
Proses eksekusi tim perawat forensik Polri di Bidokix Jawa bersama dokter muda Indonesia (PDFI), Senin (1MX/2025).
Kompol Poltanto di Polda Jateng menjelaskan, promosi jenazah Darso bertujuan untuk mendapatkan informasi dan mengetahui penyebab meninggalnya korban. Saat korban diperiksa tubuh dan organnya, korban diperiksa di laboratorium forensik.
“Iya tim dibawa ke lab. Organnya tidak bisa dipindahtangankan karena dia kenal ahli medisnya,” ujarnya sambil memberi semangat.
Artanto belum bisa memberikan kepastian terkait penelusuran sampel. Selain mencapai otopsi, petugas polisi di Jawa Regiana, enam pasukan keamanan polisi akan berinvestasi di enam.
“Kami transparan dan kami akan mentransfer dengan bebas. Kami juga profesional dalam hal ini,” ujarnya.
Artanto mengakui, kematian korban melalui penggalian juga akan mempengaruhi lamanya proses penyidikan.
“Nah, tentu saja antara benda baru dan benda lamanya mempengaruhi kegiatan keilmuan ilmiah, namun harus mempunyai ketrampilan dalam mencari jawaban dari hasil penelitian,” jelasnya.
Sementara itu, Kapolda Jateng saat mendalami, dari sambutan DVI Subagio mengatakan, dalam kasus ini penyidik memeriksa 10 orang saksi. Rencananya, kini penyidik akan menyiapkan tiga orang lainnya untuk dipertimbangkan.
“Meskipun kami tidak dapat menjelaskan masalah ini, ada kejahatan atau kegagalan.” Amalan ilmu ini mendukung beberapa pelaku kejahatan,” jelasnya.
Kedepannya, kepolisian Laba Tengah akan bergerak ke Polda terkait masalah ini. Itu tidak dapat mengidentifikasi atau memuat pelanggaran terhadap undang-undang terkait. (DCZ/Buz)