JAKARTA, TVOnews.com – Mantan Menteri Luar Negeri RI Marty Natalegawa menjelaskan Indonesia seharusnya memiliki kekuatan besar jika resmi bergabung dengan aliansi Brazil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan.
Marty yakin dengan tawarannya untuk bergabung dengan BRICS bersama Indonesia, Indonesia harus mempunyai tujuan, visi dan misi yang jelas untuk menjadi pemain di pasar internasional “Apa yang ingin kita capai di BRICS ini, kita harus tahu apa misi kita. para anggota Prestasinya akan kita pertimbangkan dan akhirnya kita tinggal hitung angkanya saja, jadi bagian BRICS saja,” kata Marty pada Forum Informasi Indonesia 13 2024 yang digelar di Batavia, Selasa (12/11/2024).
Marty menilai langkah diplomasi Indonesia menjadi anggota BRICS merupakan awal positif untuk memainkan peran lebih besar di kancah internasional.
Namun ada beberapa catatan mengenai risiko yang timbul dari keanggotaan BRICS. Maka Marty mengingatkan agar Indonesia tidak menderita akibat keanggotaannya di BRICS.
BRICS sendiri dimulai dengan lima negara utama yaitu Brazil, Rusia, India, China dan Afrika Selatan, dimana negara-negara tersebut secara otomatis menjadi “first Among Peers” atau “Pertama di antara sesama”.
Selain itu, Marty berharap Indonesia mampu mengambil keputusan secara independen berdasarkan kepentingan nasional tanpa dipengaruhi oleh negara-negara utama BRICS. Bahkan, harapannya bisa mempengaruhi keputusan Indonesia.
“Itu semacam founder (pihak), dan ini gatekeeper yang masuk dan keluar. Jadi beda dengan ASEAN misalnya ASEAN Plus, ASEAN Plus China, ASEAN Plus Korea. Kita bagian dari ASEAN yang sangat ini. .
Tak hanya itu, kemitraan Indonesia dengan negara-negara anggota BRICS juga dapat dijadikan peluang untuk mengoptimalkan kerja sama di bidang perekonomian. Misalnya dalam konteks perdagangan internasional dimana keberagaman perjanjian perdagangan antar negara bergantung.
“Semua itu harus dimanfaatkan untuk perdagangan internasional. Padahal, apapun yang kita capai harus mencapai tujuan karena semua itu harus ditransfer ke dalam negeri, melalui diplomasi, melalui dialog,” ujarnya.
Indonesia sendiri kini telah mengikuti Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS Plus pada tanggal 23 Oktober 2024. Dalam pertemuan tersebut, Indonesia mengirimkan pernyataan ketertarikannya melalui surat yang menunjukkan tingkat resmi Indonesia untuk memberikan mandat kepada anggota BRICS.
BRICS merupakan organisasi kerja sama ekonomi dengan lima anggota utama yang terdiri dari Brasil, Rusia, India, Tiongkok, dan Afrika Selatan. Sementara itu, bertambah lima negara yang resmi bergabung, yakni Arab Saudi, Ethiopia, Iran, Uni Emirat Arab, dan Mesir.
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Sugiono mengatakan langkah Indonesia menjadi anggota BRICS merupakan deklarasi politik luar negeri nasional yang berbasis pada belanja aktif.
Indonesia menganggap BRICS sebagai wahana yang tepat untuk kepentingan negara-negara selatan. (semut/nsp)