Ekonom Bongkar Dampak Kenaikan PPN 12, Berpotensi Picu Perlambatan Kredit Bank

Jakarta, disinfecting2u.com – Kepala Ekonom Bank Mandiri Andri Asamuro mengungkapkan salah satu penyebab kenaikan tarif pajak pertambahan nilai atau PPN sebesar 12% bisa menunda pinjaman bank.

“Kalau dari sisi konsumen menurun, dampaknya mungkin pertumbuhan kredit akan berkurang,” kata Asmo dalam jumpa pers di Jakarta, Rabu (20/11/2024). Menurunnya daya beli masyarakat akibat kenaikan tarif PPN 12 dapat mempengaruhi kredit perbankan pada sektor konsumen, kecil dan UMKM Tidak hanya terkait kredit, kenaikan tarif PPN dapat mempengaruhi kualitas aset bank dari ketiga hal tersebut. sektor.

Diperkirakan daya beli masyarakat akan tetap tertekan jika tarif PPN terus meningkat akibat berkurangnya pendapatan yang dapat dibelanjakan.

Sementara berdasarkan temuan Mandiri Expenditure Index, masyarakat kelas menengah bawah cenderung memprioritaskan belanja pada kebutuhan dasar, sementara alokasi pada kebutuhan sekunder lebih sedikit.

Hingga saat ini, kredit perbankan masih tumbuh kuat sebesar 10,92% year-on-year (y-o-y) pada Oktober 2024, seperti dilansir Bank Indonesia (BI).

“Dari sisi penawaran, pertumbuhan kredit yang kuat didukung oleh berlanjutnya suku bunga penyaluran kredit, berlanjutnya penyaluran alat likuid ke kredit oleh perbankan, dan pertumbuhan pembiayaan pihak ketiga,” kata Perry dalam konferensi pers Hasil Rapat Dewan BI November 2024. Rapat Gubernur di Jakarta, Rabu (20/11/2024). 

Tak hanya itu, Perry juga mengatakan pertumbuhan kredit juga diperkuat dengan terbantunya implementasi kebijakan stimulus Bank Indonesia.

Dari sisi permintaan, pertumbuhan kredit ditopang dengan tetap menjaga operasional usaha sejalan dengan asumsi pertumbuhan ekonomi tetap positif.

Secara sektoral, pertumbuhan kredit di berbagai sektor perekonomian tetap terjaga, terutama pada sektor jasa dunia usaha, perdagangan, dan industri.

Berdasarkan kategori penggunaan, pertumbuhan kredit kerja, kredit investasi, dan kredit konsumsi masing-masing sebesar 9,25 persen (y-o-y), 13,63 persen (y-o-y), dan 11,01 persen (y-o-y) pada Oktober 2024.

Perry mengatakan pendapatan syariah tumbuh 11,93% (tahun lalu), sedangkan kredit UMKM tumbuh 4,76% (tahun lalu).

Dengan kejadian tersebut, pertumbuhan kredit pada tahun 2024 diperkirakan tetap pada kisaran 10-12 persen dan meningkat pada tahun 2025. (svos/nsp)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top