Jakarta, disinfecting2u.com – Direktur Pengusahaan Pesisir dan Pulau Kementerian Perikanan dan Budidaya (KKP) Mohamad Yusuf menegaskan, Indonesia telah melakukan terobosan melalui KKP dengan menyusun peta nasional Padang Semun.
Dapat dipahami bahwa Indonesia telah menegaskan kembali komitmennya terhadap upaya mengatasi perubahan iklim dengan memperbarui dokumen Kontribusi Nasional (NDC).
Industri kelautan tentunya akan berkontribusi dalam mencapai tujuan penurunan emisi melalui berbagai inovasi.
Sekadar informasi, NDC merupakan komitmen negara-negara yang telah meratifikasi Perjanjian Paris untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan mencapai tujuan iklim global.
Indonesia sendiri menargetkan penurunan emisi gas rumah kaca di dalam negeri sebesar 31,89% dan dengan dukungan internasional hingga 43,2%. Angka ini melampaui target sebelumnya yaitu 29% secara mandiri menjadi 41% dengan dukungan internasional.
Rencananya Peta Maritim Nasional akan diluncurkan pada akhir tahun ini. Langkah ini merupakan upaya Kementerian Perikanan dan Budidaya untuk mendukung pengembangan inventarisasi karbon biru dan langkah-langkah mitigasi data.
Hal itu diungkapkan Yusuf saat menjadi pembicara pada Ocean-Climate Side Dialogue: Insights from the 2024 Ocean Dialogue for Climate Action and Finance pada COP 29 UNFCCC yang diselenggarakan pada 11-22 November 2024 di Baku, Azerbaijan.
Yusuf mengatakan dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Rabu (27/11/2024): “Peta ini merupakan langkah awal untuk menciptakan inventarisasi karbon biru yang akurat sebagai representasi kontribusi nyata Indonesia terhadap aksi iklim laut.”
Yusuf mengakui tantangan besar yang dihadapi dalam pengembangan Peta Kelautan Nasional, seperti kurangnya kajian terkait karbon dan terbatasnya data.
Karena itu, kata Yusuf, pemerintah bekerja sama dengan perguruan tinggi, LSM, dan pengembang.
“Kerja sama itu penting. Dukungan dari berbagai pihak sangat penting untuk mengatasi kendala ini,” kata Yusuf.
Indonesia juga telah menetapkan kebijakan strategis, antara lain peta jalan mitigasi perubahan iklim di sektor kelautan dan perikanan, serta dalam proses penetapan peraturan penerapan carbon pricing di sektor kelautan dan perikanan.
Langkah ini sejalan dengan Rencana Aksi Sharm el-Sheikh, yang mendorong integrasi aksi kelautan ke dalam tujuan iklim nasional.
“Integrasi sektor kelautan dalam NDC menunjukkan komitmen Indonesia untuk menjadikan laut sebagai salah satu jalur utama mitigasi dan adaptasi perubahan iklim,” kata Yusuf.
Para peserta Dialog Kelautan dan Iklim, yang diketuai Julio Cordano (Chili) dan Niall O’Dea (Kanada) mempresentasikan hasil laporan ringkasan informal Dialog Iklim Laut 2024 dan menekankan pentingnya melindungi keanekaragaman hayati laut dan mengatasi masalah alam. masalah. serta pendanaan ambisius dan integrasi aksi maritim dalam NDC dan RAN, sejalan dengan upaya Indonesia untuk memperkuat aksi iklim maritim.
Sebelumnya, Menteri Perikanan dan Budidaya Sakti Wahu Trengono juga menekankan bahwa Partai Komunis Tiongkok akan terus memperkuat koordinasi dengan berbagai aktor untuk mendukung rencana ekonomi biru yang berkelanjutan. (rpi)