Jakarta, disinfecting2u.com – Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Cianjur Jawa Barat mengirimkan tim ke SMA 3 Tanggeung untuk mengetahui penyebab runtuhnya laboratorium yang baru dibangun dua tahun lalu itu pada Jumat (10/ 25 /). 2024).
Kepala Dinas Pendidikan dan Pemuda Cianjur Ruhli Solehuddin di Cianjur, Senin, mengatakan setelah menerima laporan tim, pihaknya akan segera mengusulkan perbaikan agar kegiatan belajar mengajar di SMPN 3 Tanggeung dapat berjalan normal.
Meski bukan ruang kelas, namun tetap perlu memaksimalkan pembelajaran. Kami akan segera mengusulkan perbaikan pada tahun depan agar proses belajar mengajar bisa kembali normal, kata Antara, Senin (28/10/). 2024).
Ia mengatakan, runtuhnya gedung laboratorium komputer tersebut untuk sementara diduga disebabkan oleh gempa alam yang sering melanda Cianjur dalam beberapa bulan terakhir sehingga menyebabkan gedung tersebut ambruk dan kualitas konstruksinya tidak maksimal.
Bahkan, pihak sekolah memindahkan peralatan komputer ke ruangan beberapa waktu lalu karena melihat kondisi atap yang mulai runtuh, sehingga tidak ada korban jiwa atau kerusakan material lainnya kecuali runtuhnya bangunan.
“Kami tunggu laporan tim, ini akan disampaikan kepada Wali Kota Cianjur, dengan harapan awal tahun bisa dilakukan rekonstruksi,” jelasnya.
Kepala SMPN 3 Tangeung Ernawati mengatakan, ambruknya gedung lab komputer terjadi pada Jumat sore sekitar pukul 13.00 WIB, namun baru diberitakan di media sosial pada Minggu (27/10).
Gedung yang dibangun pada tahun 2022 ini sudah 6 bulan terakhir tidak digunakan karena pondasi atap bangunan sudah rapuh dan dikhawatirkan sewaktu-waktu bisa roboh, terutama saat musim hujan. mereka masuk, jadi semua peralatan di dalamnya dipindahkan ke ruangan lain.
“Kondisi gedungnya bobrok dan hampir roboh sejak saya menjabat direktur enam bulan lalu, sehingga saya minta agar semua komputer yang ada di ruangan itu dipindahkan dan ruangan itu tidak digunakan,” jelasnya.
Saat ruangan ambruk, seluruh siswa sudah pulang dan tidak ada kegiatan akademik maupun ekstrakurikuler karena saat itu hari Jumat, namun runtuhnya gedung tidak mengganggu kegiatan akademik dan kurikuler.
“Proses belajar mengajar tetap normal karena enam kelas tidak ada yang terdampak. Kami berharap bangunan yang hancur segera dipulihkan kembali,” tutupnya. (semut)