Jakarta, tvoews.com – Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia (Menteri PPPA RI) Arifatul Choyri Fawzi menerima ucapan selamat dari pengendara sepeda motor wanita online dari wilayah Jawa Timur.
Sementara itu, aspirasi disampaikan dalam dialog interaktif antara Menteri PPPA Arifah Fawzi dengan ratusan perempuan Oyol yang tergabung dalam komunitas Gerakan Cinta Online Perempuan Jawa Timur (GASPOL).
Mereka berasal dari berbagai kota di Surabaya seperti Gresik, Malang, Mojokerto, Sidaarjo dan Surabaya.
Salah satu keluhan yang ditujukan kepada Menteri Arifah adalah tentang penitipan anak gratis atau day care bagi perempuan yang mencari nafkah untuk keluarganya.
Dea, seorang pengemudi ojol perempuan asal Surabaya, mengatakan sebagian besar pengemudi ojol perempuan di komunitasnya membawa anaknya bekerja “dan menarik ojol”.
Menurut Deo, mereka terpaksa mengadopsi anak untuk mencari nafkah karena tidak punya uang untuk menyekolahkannya ke TK.
Oleh karena itu, Dea menyarankan agar pemerintah dalam hal ini Kementerian PPPA menggandeng pihak penyedia ojol terkait untuk membangun taman kanak-kanak khusus perempuan ojol.
“Saya Dea dari Gospel Surabaya. Mohon izinnya, Bu. Saya tanya, apakah bisa Kementerian memfasilitasi pendirian TK bersama aplikator agar ibu-ibu ini tidak lagi membawa putra-putrinya saat bekerja Bu?” tanya Dea kepada Menteri Arifa saat berdialog interaktif dengan Gaspol di kantor UPT PPPA di Surabaya, Jawa Timur, pada Jumat (8/11/2024)
Selain tidak mempunyai biaya untuk menyekolahkan anaknya di tempat penitipan anak, Dea menjelaskan, ia juga merasa dilema dengan aturan untuk tidak mengeksploitasi anak.
Dalam hal ini juga dapat dilihat sebagai eksploitasi anak, membawa serta anak-anak sambil “menarik oyol”.
Berdasarkan hal tersebut, Dea pun meminta Menteri Arifa memberikan tempat penitipan anak gratis bagi perempuan Oyola yang menghidupi keluarganya.
“Karena SOP keselamatan anak sudah ada, sedangkan saya dan DP3AK juga diimbau untuk tidak mengeksploitasi anak yang masih banyak terjadi di Surabaya dan Jawa Timur,” jelas Dea.
Dea juga menyarankan, jika ada rencana pendirian TK bagi perempuan Oyol, maka bisa memberdayakan perempuan Oyol untuk menjadi pendidik bagi anak-anaknya.
Siapa tahu nanti ibu-ibu ini bisa menjadi pendidik, termasuk pemberdayaan perempuan. Jadi yang mendidik anaknya tentang ojol juga merupakan sahabat ojol perempuan,” kata Menteri Dea PPPA Arifatul Fauzi menanggapi usulan tersebut.
Terkait usulan tersebut, Menteri Arifakh memberikan jawaban yang baik. Arifah mengaku akan mempertimbangkan tawaran Deya.
Menteri Arifa mengatakan, pihaknya akan segera mengoordinasikan aksi tersebut dengan Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dan Penduduk (DPPPAK) Provinsi Jawa Timur, Tri Vahyun Liswati atau Lis di masyarakat.
“Kita bisa menjalankan tempat penitipan anak ini bersama-sama, mungkin itu hal yang baik. Nanti kita diskusikan dengan Bu Lees, kalau di Surabaya bagaimana, apakah bisa diatur, bagaimana kita memilihnya, mungkin ibu-ibu yang memang pengasuh seperti itu,” jawab Arifa. usulan Deya.
Namun, kata Arifah, proses penyidikan terkait day center tersebut kemungkinan akan memakan waktu cukup lama. Sebab, memilih babysitter untuk mengasuh anak juga perlu dilakukan dengan sangat hati-hati.
Arifah juga menyinggung kasus seorang pengasuh dan pemilik TK di Depok, Jawa Barat, yang justru menganiaya anak-anak asuhannya karena bosan. (rpi/iwh)