Jakarta, TVOnews.com – Menteri Perdagangan (Mandag) Zolkifoli Hassan mengaku dilecehkan ketika ia menyebutkan sejumlah harga pangan yang sangat murah di pasar. Bahkan, dia mengatakan harga makanan yang sangat murah dapat memengaruhi petani. Kutipan Minggu (6/10/2024).
Seorang pria yang akrab dengan Zallas memastikan bahwa partainya menyelidiki penyebab dan dampaknya ketika ia menurunkan harga sejumlah barang makanan dengan harga yang sangat murah.
“Itu karena penawarannya sangat tinggi, jadi harganya sangat murah, atau daya beli yang akan kita lihat nanti, kita terlihat lebih banyak,” kata Zolas.
Dia mengatakan bahwa jika ada inflasi, pemerintah dapat dengan cepat mengatasi anggaran regional (APBD). Tetapi jika harga barang sangat murah, petani mungkin mengalami kebangkrutan.
“Harganya sangat murah. (Misalnya) cabai sangat murah, misalnya, tolok ukur kami adalah Rp. Demikian pula, jika telur standar kami adalah RP, jika hanya RP, ditutup. Beberapa sangat murah.
“Harga komoditas bisa sangat murah, yang disebabkan oleh berbagai faktor, misalnya karena transfer musiman, penawaran berlebihan atau daya beli dari orang -orang yang telah mengalaminya,” katanya.
Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan pada penyebab dan konsekuensi dari harga makanan yang sangat murah.
Sebelumnya, Badan Statistik Pusat (BPS) berlanjut pada bulan September 2024 dan inflasi lanjutan, yaitu -0,12 % MTM.
Ini menunjukkan bahwa Indonesia mengalami inflasi selama lima bulan berturut -turut setelah pengalaman terakhir dari penurunan harga 7 bulan dalam krisis 1999.
PLT BPS Amalia A. Widyasanti mengatakan mereka mengalami komponen utama inflasi 0,16 % dengan inflasi 0,1 %. Produk dominan membantu inflasi, kopi bubuk dan biaya akademisi/perguruan tinggi.
Menurut presentasinya, inflasi paling penting yang terjadi pada bulan September 2024 lebih tinggi dari September 2023, yaitu 0,12 %. Namun, inflasi yang dicatat selama periode ini lebih rendah dari Agustus 2024, yang mencapai 0,2 %.
Berbeda dengan komponen yang ditetapkan pemerintah yang memiliki 0,04 % dan 0,01 % saham. Sebagian besar, di bawah tekanan dengan bensin, sesuai dengan penurunan harga bahan bakar yang tidak disubsidi pada bulan September 2024.
Sementara komponen turbulen mengalami inflasi yang lebih dalam, yang membantu 1,34 % dan 0,21 %. Terutama, lada merah, cabai rawit, telur, ayam daging, tomat, daun bawang, kentang dan wortel (semut/nba).