Semarang, disinfecting2u.com – Debat kedua Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jawa Tengah 2024 digelar di Majapahit Convention Center Semarang pada Minggu (10/11/2024).
Debat yang dimulai pukul 19.00 WIB ini mempertemukan dua pasangan calon, Nedika Prakasa-Hendrar Prahadi di unggulan #1 dan Ahmet Lotfi-Taj Yassin di unggulan #2.
Dalam debat tersebut, KPU Jawa Tengah mengusulkan perubahan cara pemberian kesempatan kepada calon wakil gubernur (Kawagub) menjawab pertanyaan seputar calon gubernur (Kawagub).
Pada argumen pertama, pertanyaan yang berfokus pada mimpi malam hari hanya bisa dijawab pada malam hari.
Pengawas Komunikasi Politik Silih Agung Wasa, penasihat Connor, menilai perubahan itu menguntungkan 1 pasangan calon.
“Andika kurang paham mengenai persoalan teknis, khususnya persoalan terkait daerah di Jawa Tengah. Namun kekurangan tersebut ditutupi oleh Handarar Prahadi yang mempunyai kemampuan relatif baik dalam menjelaskan persoalan teknis terkait daerah,” tuturnya. siaran pers.
Sebaliknya, dari pengalaman perdebatan-perdebatan sebelumnya, Kagab Ahmad Lotfi terlihat lebih menguasai persoalan dan permasalahan teknis, khususnya persoalan kedaerahan.
Pengalaman yang diperolehnya sebagai Kapolda membantu Kagab Nomor 2 menjawab pertanyaan baik dari panelis maupun penentang perdebatan, kata Vasa.
Debat kedua ini dilaksanakan dalam enam bagian, antara lain Pernyataan Visi dan Misi, Pernyataan Visi dan Misi, sesi tanya jawab, dan pernyataan penutup.
Bertajuk “Pembangunan Berkelanjutan: Membangun Infrastruktur dan Ketahanan Pangan Jateng Melawan Perubahan Iklim dan Meningkatkan Kualitas Hidup Masyarakat” yang disiarkan langsung di kanal YouTube KPU Jateng.
Untuk memperkaya diskusi, KPU Jawa Tengah menunjuk tuan rumah dari kalangan akademisi utama Jawa Tengah, termasuk Rektor Universitas Diponegoro, Prof. Dr.Suharnomo; Profesor Dr. Abdul Ghafoor, Dekan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Walisongo; dan Profesor Ahmed Siyakir Kurnia, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Dipongoro.
Kehadiran panel-panel tersebut diharapkan dapat menimbulkan pertanyaan mengenai permasalahan yang berkaitan dengan Jawa Tengah (LKF).