Dana APBN Untuk IKN Hanya Rp48,8 Triliun Hingga 2028, OIKN Sebut Investor Tetap Optimistis Bangun Ibu Kota Nusantara

JAKARTA, TVOnews.com – Pengurangan anggaran pemerintah pusat untuk membangun ibukota kepulauan (IKN) tampaknya tidak melemahkan minat investor dalam membangun modal baru. 

Ini mengungkapkan wakil anggota dan investasi Nusantara (IKN) ke ibukota Agung Wickssono IKN, Sabtu (2.2.2025). Dia mengomentari anggaran dan pengeluaran (APBN) senilai 48,8 triliun dari Republik Polandia untuk 2025-2028. 

Meskipun ada penurunan dibandingkan tahun -tahun sebelumnya, diyakini bahwa berbagi dana APN di IKN masih dapat menawarkan investor.

“Kepentingan investor yang telah memulai pembangunan telah berkembang ke area pengembangan 1B dan 1C (WP), meskipun infrastruktur dasar di daerah ini masih dalam pembangunan,” kata Agung.

Dia mengakui bahwa para investor sangat hebat, Anda dapat melihat dari beberapa WP, yang mulai mengatur batu pertama dengan anggaran yang tepat hingga 2028, yang dapat memberikan garansi yang cukup untuk infrastruktur untuk KIP untuk WP 1B dan 1C untuk posisi investor.

Pada saat yang sama untuk fokus pada wilayah pusat pemerintah IKN (KIPP), saat ini merupakan proses pengembangan di WP 1A karena di bidang ini infrastruktur selesai

Agung terus menjelaskan bahwa setiap investor yang meluncurkan pembangunan telah menandatangani perjanjian kerja sama (PKS) dengan otoritas IKN.

Dalam PKS ini, rencana pengembangan mencakup langkah -langkah dan jadwal. Salah satu masalah penting dari perjanjian ini adalah kewajiban untuk memulai pengembangan selambat -lambatnya 18 bulan setelah menandatangani kontrak.

Menurut batu bangunan pertama, investor mengatakan mereka memiliki program pengembangan yang dijelaskan dalam PKS, sehingga mereka merujuk pada tahap jadwal yang sebelumnya dikirim ke kanan.

“Saat ini, ada orang -orang yang masih dalam fase desain, beberapa mulai membangun, dan beberapa bahkan menghentikan konstruksi dan mulai bekerja. Jadi semuanya berjalan sesuai jadwal,” Agung menjelaskan.

Agung menjelaskan bahwa fleksibilitas jadwal ini diperlukan untuk memastikan kualitas proyek, yang mulai mengimplementasikannya, bahkan untuk hak untuk mengawasi setiap proyek untuk mengikuti tujuan. (Semut)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top