disinfecting2u.com – Hilangnya Marissa Haque merupakan kesedihan yang mendalam bagi keluarga dan sahabatnya.
Marissa dikenal sebagai sosok yang cerdas, bijak, dan sangat menyayangi keluarganya, terutama suaminya, Pak. Fawzi.
Baru-baru ini wawancara Marissa Haque dengan Ikang Fawzi dan Insertlive kembali disorot.
Wawancara ini dilakukan sekitar dua bulan sebelum kepergian Marissa Haque.
Dalam sebuah wawancara, Marissa mengungkapkan keinginannya untuk meramalkan kepergiannya.
Dalam kesempatan itu, Marissa Haque blak-blakan mengungkapkan perasaannya.
Ia mengaku merasa takut ketika harus menghadapi hidup tanpa Pak Fawzi di sisinya.
Ia khawatir tidak mampu melakukan hal-hal yang biasa dilakukan suaminya, seperti pekerjaan rumah tangga.
“Iya takutnya, aku bilang ke Ikang, ‘Lebih baik mati dulu Bu’, karena aku tidak tahu cara mengurus rumah seperti ini kan,” kata Marissa Haque. waktu.
“Kalau iya, tergantung bapak, lampu ini fungsinya apa, listriknya dari mana,” ucapnya dengan nafas penuh makna.
Meski perkataannya ringan, namun Marissa khawatir ia tidak akan bisa hidup sejahtera jika suaminya pergi lebih dulu.
Tn. Fawzi yang selalu terlihat kalem dan kalem menyapa istrinya.
Ia mengatakan bahwa wanita biasanya hidup lebih lama.
“Tapi perempuan biasanya hidup lebih lama, Bu,” kata Ikang mencoba bercanda.
Saat itu, Ikang Fawzi juga tampak beralasan.
Baginya, segala sesuatu yang telah ditetapkan Allah SWT tidak perlu dipikirkan secara mendalam.
“Tidak, tidak usah berpikiran seperti itu. Ya pasti terjadi, pasti terjadi,” ujarnya.
Marissa Haque sendiri sepertinya sudah cukup menerima bahwa kematian adalah takdir yang harus diterima setiap manusia.
Marissa mengungkapkan, mereka terang-terangan membicarakan kekayaan keluarga dan rencana masa depan.
“Harta yang dikumpulkan kami serahkan kepada anak-anak,” kata Pak Fawzi.
Mereka punya rencana detail jika suatu saat Marissa atau Ikang pergi ke sisi Tuhan terlebih dahulu.
“Kalau ayah saya meninggal dulu, rencananya a, b, c, d. Kalau ibu saya meninggal dulu, a, b, c, d,” tambah Marissa Haque.
“Kalau anak-anak menikah, ya…kalau belum menikah…iya,” kata Marissa yakin.
Hal ini menunjukkan betapa matangnya mereka merencanakan segala sesuatunya, agar anak-anaknya tidak kebingungan di kemudian hari.
Ikang juga menambahkan, hal ini tidak memerlukan drama.
Menurutnya, rencana tersebut merupakan bagian dari tanggung jawabnya sebagai orang tua yang ingin menjamin masa depan anaknya.
“Iya, jangan didramatisasi,” kata Ikang.
Diakui Marissa Haque, latar belakang mereka membuat mereka merencanakan segalanya, termasuk saat harus menghadapi kematian.
“Ya, kami membicarakannya karena kami orang manajemen dan orang strategis, jadi kami selalu membuat rencana dalam hidup,” tambah Marissa.
Setelah melihat wawancara ini, banyak orang di internet terharu mendengar patah hati Marissa Haque.
Mereka memuji kejujuran dan integritas pasangannya sebagai penghargaan atas persetujuan.
Dalam komentar yang muncul, netizen mendoakan dan memberikan dukungan kepada keluarga yang ditinggalkan.
“Tidak heran mereka adalah pasangan selamanya, mereka tampak penuh dengan tujuan dan rencana untuk hal-hal kecil.” Husnul kotimah dari Ny. Marissa Haque,” tulis netizen.
“Cinta yang abadi berujung pada kematian, bye nona Marissa. Semoga Tuhan jadikan yang terbaik,” balas netizen lainnya.
“Ini contoh keimanan dan ketakwaan yang tinggi, bersiaplah kapanpun Allah SWT memanggilmu,” kata salah satu warganet.
Marissa Haque mungkin sudah tiada, namun teladannya akan selalu dikenang.
Beliau tidak hanya meninggalkan warisan, namun juga nilai-nilai kehidupan yang patut ditiru setiap orang. (adc)