LEMBARAN NEWS Coba Legowo Walau Berat, Ruben Onsu Pasrah Gagal Pernikahannya dengan Sarwendah, Ditambah Betrand Peto Dibilang Biang Kerok: Aku Tahu, tapi…

disinfecting2u.com – Nama Betran Peta kerap dikaitkan dengan perceraian orang tua angkatnya Ruben Onesa dan Sarwenda. 

Netizen menyebut Ony sebagai biang keladi perselisihan keluarga Ruben Onsu dan Sarwenda. 

Tak ingin kabar ini tersebar luas, Ruben Onsu akhirnya angkat bicara soal perceraiannya dengan Sarwenda. Bagaimana apa? Baca artikelnya.

 

Ruben Onsu dan Sarwenda resmi bercerai pada 24 September 2024. 

Kenangan yang terjalin indah sejak tahun 2013 berakhir dengan perceraian. 

Sebelum bercerai, Ruben Onsu mengatakan dia dan Savendach berusaha melakukan segala cara agar pertanian mereka tetap bertahan.

Namun, perceraian sepertinya merupakan solusi terbaik.

Kami berusaha, terus berusaha, Wenda sudah maksimal, saya juga sudah maksimal, kata Ruben Onsu seperti dikutip disinfecting2u.com dari kanal YouTube RCTI Infotainment.

 

Terus terang, Ruben mengaku masih sulit melupakan kenangan indah bersama wanita yang menemaninya selama 11 tahun itu.

“Tidak akan mudah untuk melupakan, tidak akan mudah bagimu untuk melupakan seseorang yang pernah membuat cerita indah,” lanjutnya.

Ruben Onsu mengaku mengetahui gosip tersebut.

Nama Betran Peto kerap disebut-sebut menjadi alasan perceraiannya dengan Sarvenda.

Sebagai ayah dari Betran Peto, Ruben menilai sikap Ony salah karena masih dirundung masalah. “Saya tahu tersebar kabar bahwa Savenda menjalin hubungan dengan Betran. Pertanyaannya, kalau Betrand ada di tangan saya (dia suka spindelnya), saya pasti akan dapat dia juga, kata Ruben Onsu. 

 

Meski demikian, Ruben Onsu mengaku tak ingin mempermasalahkan hal tersebut.

Presenter kondang ini tahu bahwa Sarvenda memberikan yang terbaik untuk Betran Pet dan kedua putrinya Talia dan Tanja.

Lebih lanjut, Ruben Onsu menuturkan, karena adanya permasalahan rumah tangga, ia dan Sarwenda rutin mengunjungi psikolog. 

“Tetapi putusnya itu karena ketidakcocokan. Saya dan Savend melakukannya bersama, berkonsultasi, berbicara, menyampaikan keluhan. Pastikan untuk mengunjungi psikolog sebulan sekali atau dua bulan sekali, pungkas Ruben Onsu (hnf).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top