JAKARTA, disinfecting2u.com – Menteri Investasi dan Hilirisasi/Ketua Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Roeslani optimistis investasi Tiongkok di Indonesia akan terus berlanjut,” dan seperti disampaikan Presiden Prabowo Subianto, pemerintah akan terus menarik investor. menciptakan lingkungan investasi dengan fasilitas yang layak dan sesuai untuk berinvestasi,” kata Rosan di Jakarta, Selasa (12 November 2024).
Indonesia telah menjalin hubungan diplomatik dengan Tiongkok sejak tahun 1950. Sejak saat itu, hubungan ekonomi kedua negara terus berlanjut, terutama setelah penerapan Kawasan Perdagangan Bebas ASEAN-Tiongkok pada tahun 2010 dan penandatanganan Perjanjian Kemitraan Strategis Komprehensif Indonesia-Republik Rakyat Tiongkok pada tahun 2013.
Investasi Tiongkok di Indonesia meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini tercermin dari kenaikan investasi asing langsung (PMA) Tiongkok di Indonesia dari peringkat ke-9 pada tahun 2015 menjadi peringkat ke-2 pada tahun 2019.
Dari tahun 2019 hingga September 2024, investasi Tiongkok di Indonesia mencapai $34,19 miliar, menyumbang 18% dari investasi asing di Indonesia.
Pada periode tersebut, investasi Tiongkok di Indonesia berjumlah USD 14,39 miliar (42%) pada sektor industri logam primer, USD 7,98 miliar (23%) pada sektor transportasi, penyimpanan dan komunikasi, serta USD 3,18 miliar pada industri kimia dan farmasi. sektor. Dipimpin oleh $10 juta (9%). ) listrik, gas dan air (8%) sebesar $2,7 miliar dan sektor industri, perumahan dan perkantoran sebesar $2,21 miliar (6%).
Berdasarkan lokasi, investasi Tiongkok lebih banyak berada di luar Jawa (67%) dibandingkan di Jawa (33%).
Investasi terbesar berada di Sulawesi Tengah ($12,54 miliar (37%)) dan Jawa Barat ($7,19 miliar (21%)).
Diikuti oleh Maluku Utara sebesar $5,18 miliar (15%), Jakarta sebesar $1,66 miliar (5%), dan Banten sebesar $1,34 miliar (4%).
