disinfecting2u.com – Belakangan ini sebagian masyarakat dihebohkan dengan kabar duka di media sosial. Pasalnya, seorang guru kondang bernama Guru Abdul Somad (UAS) membatalkan kelasnya pada Tabligh Akbar di Payakumbuh, Sumatera Barat.
Karena diragukan UAS menolak kuliah di Payakumbu.
Bahkan, Ketua Panitia Fakhri Emil Habib mengungkapkan penolakan datang dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) Payakumbuh.
Menurut Fakhri, panitia mengajukan permohonan resmi ke MUI pada 15 Oktober 2024.
Namun tanggapan awal MUI membiarkan acara tetap berjalan tanpa perlu surat resmi.
Tak disangka, sehari kemudian, MUI justru menolak kampanye Tabligh Akbar bersama UAS pada 16 Oktober 2024.
Bantahan tersebut berdasarkan tuduhan yang tidak pernah dibuktikan kepada panitia, dikutip disinfecting2u.com, Rabu (23/10/2024).
Fakhri menjelaskan, MUI membantahnya karena ada indikasi politik nyata dalam kasus tersebut, dan Fakhri langsung membantah tudingan tersebut.
Menurutnya, acara tersebut dilakukan untuk tujuan akademis dan bukan murni politik.
“UAS berhak mendukung siapapun berdasarkan ijtihad politiknya,” tegas Fakhry. “Kalaupun dia berkampanye, asalkan menghormati peraturan terkait, hak kewarganegaraannya.”
Ia menyayangkan MUI yang mengeluarkan surat penolakan tersebut tanpa berkonsultasi terlebih dahulu dengan tabuyan atau panitia.
“Suratnya tiba-tiba keluar karena kecurigaan,” imbuhnya.
Fakhri menduga surat tersebut beredar berdasarkan “bisikan” pihak tak dikenal dan dikhawatirkan akan merusak citra MUI.
Ia pun meminta MUI Kota Payakumbuh mencabut surat penolakan tersebut. Jika tidak, tim UAS berencana menempuh jalur hukum.
Kisah penolakan UAS untuk kuliah juga menyita perhatian para pemuka agama dan sebagian umat Islam di Indonesia.
Bahkan, ada yang mengaitkan penolakan kursus UAS ini dengan kisah penolakan Rasulullah berdakwah di Taifah.
Menurut saluran YouTube Zikir dan Ceramah Islam, Guru Dr. Syafiq Riza Basalmah mengatakan bahwa pada tahun ke-10, Muhammad SAW mulai berdakwah di luar kota.
“Dulu dakwah hanya di kota, dan setelah 10 tahun berdakwah di luar kota, kemana perginya Muhammad SAW?”
“Seribu orang tersebut tersisa karena masyarakat Makkah tidak lagi menerima keberadaan Nabi Muhammad SAW. Ini setelah pernikahan Saud.
“Diriwayatkan oleh para ulama bahwa Nabi Muhammad SAW pergi ke Tuyuf di bulan Syawal. Beliau menikah di bulan Syawal dan pergi ke Tuyuf di bulan Syawal. waktu berdakwah, dia meninggalkan Makkah .
“Mungkin dengan harapan masyarakat Tof akan menerimanya, ini akan menjadi penyiksaan yang lebih mengerikan daripada yang diterima ribuan orang.”
“Kumpulkan anak-anak kecil dan mereka bisa melempar batu dan mengusir Nabi Muhammad SAW.” Kisah Guru Dr. Syafiq Riza Basalama.
Kemudian Nabi pulang dari Taweef dan beliau bersabda bahwa dalam perjalanan Allah SWT mengutus beberapa jin untuk masuk Islam.
Suara Kahfi ayat 29 sampai ayat 31, Allah meriwayatkan bagaimana jin masuk Islam. Allah menghibur Rasulullah SAW, bahwa manusia tidak menerima Islam. Tugasmu hanyalah menerima jin dan Islam. “
Katanya, “Masiya Allah, dakwahnya tidak sia-sia, dakwahnya tidak sia-sia, si jenius masuk Islam.”
Kemudian, jelasnya lagi, di tengah jalan, Rasulullah SAW berpura-pura dihina setelah diusir dari Towf.
“Allah mengutus Jibril bersama seorang malaikat, penjaga gunung-gunung, dan malaikat itu berkata: ‘Wahai Muhammad, jika engkau berkehendak wahai Muhammad, kedua gunung itu akan aku lemparkan kepada penduduk Makkah dan bukan kepada penduduk Tauf.’
Dia berkata: “Karena orang-orang yang menyebabkan Nabi Muhammad SAW meninggalkan Makkah menuju Tauf adalah orang-orang Mekkah.” Jadi yang penting adalah orang-orang ini adalah orang Mekkah.
Kisah ini tak hanya diceritakan Siafiq Riza Basalmala saja. Hal serupa juga disampaikan oleh Guru Adi Hidayat dalam khotbahnya.
“Jika kamu manusia, kamu akan dihina dengan lidah dan ditolak dengan kata-kata. Tapi lihatlah Nabi, dia dilempari batu hingga berdarah.”
“Datanglah dua orang bidadari yang menjaga gunung dan duduk beristirahat di bawah naungan pohon. Muhammad SAW, angkat tanganmu ke langit dan mohon kepada Allah SWT untuk melindungi kedua gunung Taweef untuk kami, karena orang akan menghukum orang yang menyakitimu.”
“Apa jawaban nabi? Tidak, tidak, mereka belum tahu. Ketika mereka tahu, mereka akan menyadari kesalahannya.”
Lalu Nabi bersabda: Ya Allah, setelah aku ditolak, aku berdakwah di Taweeft, akan membawaku kemana? Akan ada kesalahan lagi. Aku senang ya Allah, aku akan menikmatinya jika Engkau tidak marah padaku. “
Guru Adi al-Yiddah (aag) berkata: “Ya Tuhan, berikan bumi kepada pria, wanita, anak-anak, orang dewasa yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya Muhammad, saw.”