Semarang, disinfecting2u.com – Siswa SMK 3 Kota Semarang bernama Naomi Daviola Setyanie menjelaskan, dirinya tersesat hingga ditemukan saat mendaki Gunung Slamet.
Pada Sabtu (5/10) Naomi mulai berkendara dari Kantor Pos Bambangan, Kabupaten Purbalingga pada Sabtu (5/10) pukul 23.00 WIB. Kemudian dia dan rombongan mencapai puncak keesokan harinya sekitar pukul 13.00 WIB.
Usai istirahat dan selfie dengan tebalnya kabut yang turun, Naomi dan rombongan pun turun. Katanya, saat turun, rombongannya terbagi menjadi tiga kelompok. Saat dia ingin turun, dia sendirian. Namun dia bilang dia tidak berada di baris terakhir. Ada dua orang di belakangnya, tapi ketika dia menunggu, mereka tidak datang.
“Ada empat orang. Yang pertama jatuh, yang kedua dan yang ketiga dua orang. Di tengah, saya bisa melihat dua orang ini tapi saya tidak bisa melihat orang-orang ini (di depan). Saya lihat dua orang di belakang, ada orang lain, lalu saya lihat tidak ada siapa-siapa, sepi. “Jalan pun saya tidak punya, penuh hutan, saya tidak bisa melihat apa-apa selain hutan,” ujarnya saat ditemui di rumahnya, Karangroto Genuk, Rabu (9/10/2024).
Dia tersesat di hutan selama dua malam. Ia mampu hidup karena tiga potong roti yang dibawanya bersama mata air di sana. Saat dia tersesat, dia mengikuti seekor burung dengan harapan menemukan jalan keluar dari hutan.
“Kalau makan, mungkin roti yang kubawa kemarin bisa dimakan, tapi mampir terus karena tidak tahu berapa lama, jadi aman-aman saja.” Lalu ikuti petunjuk burungnya, nyatanya awalnya kami agak skeptis, kami tidak tahu apakah burung itu bagus atau tidak. “Dia naik, saya naik, dia turun, saya turun, sampai pertengahan saya mulai rileks,” jelasnya.
Saat ditemukan, tim SAR gabungan langsung memberikan air dan makanan. Kesehatannya juga diperiksa sesampainya di pusat tersebut.
Sementara itu, ibu Dwi Ningsih, Veronica, mengaku kaget saat mendengar anaknya hilang di Gunung Slamet. Ia langsung berangkat ke Purbalingga begitu mendapat kabar tersebut.
Ia menambahkan, “Aku sangat khawatir, ketika ada kabar aku bertemu dengannya, aku mengumpulkan kembali hatiku yang berserakan. Dwi. (dcz/ebs)