Buntut Ditahan Imbang Timnas Indonesia, Kiprah Roberto Mancini Disorot, Ternyata Tak Hanya Jago Melatih Juga Sosok Religius

Jakarta, disinfecting2u.com- Roberto Mancini tengah menjadi sorotan publik, khususnya para pecinta sepak bola di Indonesia. Apa? Ia khawatir dengan performa bagus timnas Indonesia di Piala Dunia 2026.

Posisinya sebagai pelatih Arab Saudi Roberto Mancini dan mantan pelatih Australia Graham Arnold membuktikan ia minim memberikan informasi kepada Bahrain dan China. 

Padahal pertandingan Indonesia akan bertandang ke Bahrain pada Kamis (10/10). Waktunya menunjukkan sisi “cemburu” terus berlanjut jelang laga melawan Indonesia di putaran ketiga Piala Dunia 2026.

Diketahui, timnas Indonesia menjadi perbincangan banyak orang usai bermain imbang dengan Arab Saudi dan Australia di dua laga awal Grup “C”.

 

Dok.kolase disinfecting2u.com/Timnas Indonesia 

 

Tim asuhan Garuda Shin Tae Yong bermain imbang 1-1 melawan Arab Saudi di King Abdullah Sports City Stadium dini hari Jumat (06/09/2024).

“Pertandingan pembuka selalu sulit dan kami menunggu tim dengan pemain bagus yang bermain di liga Eropa,” ujarnya dalam konferensi pers pascalaga.

Di saat yang sama, mantan arsitek timnas Italia itu juga menyebut betapa berbahayanya generasi muda di Indonesia.

“Indonesia adalah tim yang sedang berkembang, dan kita telah melihat berkembangnya tim muda yang akan menjadi pemimpin, jadi kita harus menghormati lawan dan bersikap baik,” ujarnya.

Saya melihat kekuatan Indonesia. Indonesia bukan rakyat, kita tahu kekuatannya, kata Arnold.

Sementara Australia terpaksa puas bermain imbang 0-0 saat menjamu tim Garuda di Stadion Utama Gelora Bung Karno.

Hasil terkini membuat pasukan Shin Tae Yong berada di peringkat keempat klasemen Grup C dengan dua poin dari dua pertandingan.

Namun ada hal lain yang jarang dipahami oleh para pemain sepak bola Indonesia. Selain keinginannya bermain melawan timnas Indonesia, Roberto Mancini punya cerita menarik.  

 

Dilihat dari berbagai tempat, Roberto Mancini jelang laga terakhirnya di Liga Inggris, Minggu 13 Mei 2012. Sebagai seorang Katolik, ia dikenal taat beragama. 

Pengabdiannya terlihat pada pertandingan terakhirnya, saat ia meluangkan waktu seperti biasa untuk pergi ke Gereja Nama Suci Manchester pada hari Minggu. 

Jadi pihak yang suka mengkritik juga mempunyai sisi baik karena taat pada doa. 

Setelah Roberto Mancini menyelesaikan Misa, ia tidak langsung meninggalkan gereja. Sekitar 15 menit kemudian untuk doa pribadi. 

“Dia menghadiri upacara bersama dua pemain lainnya. Usai salat, dia salat sendirian selama lima belas menit. Dia fokus menjuarai Liga Inggris,” kata ayahnya, Ray Matus.

Prestasinya tak terbantahkan, Roberto Mancini mengakui campur tangan Tuhan dalam gelar Liga Inggrisnya sebagai pemain pertama.

 

Ia juga dikenal sebagai manajer hebat Italia yang telah meraih banyak kesuksesan dalam menangani tim-tim ternama Eropa. Mancini tercatat berhasil meraih gelar juara Coppa Italia saat menukangi Fiorentina pada musim 2000-2001 dan Lazio pada musim 2003-2024.

Tuhan melihat pertandingan ini dan menghubungi kami,” kata Mancini kepada Sky Sports, Selasa 7 Juli 2024. (klw)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top