Jakarta, disinfecting2u.com – Pengurus Besar Nihad Ulama (PBNU) mengecam tindakan kekerasan tersebut. Terkait kasus penganiayaan dan penikaman terhadap dua santri Pondok Pesantren Al Manwar (PONPIS), DIY, Presiden PBNU KH Olil Abshar Abdallah alias Gus Alil menegaskan, sebaiknya pemerintah bertindak atas kasus kedua santri PBNU tersebut. . Mengerjakan Pondok Pesantren Al Manor di Krapik. Otoritas hukum di Yogyakarta juga diharapkan segera menerapkan aturan tersebut secara adil.
“Kami (PBNU) mendukung kawan-kawan NU di Yogyakarta yang melakukan protes dan demonstrasi,” kata Gus Alil kepada perwakilan PBNU di NU Online, Rabu (30/10/2024).
Jawaban ini berarti PBNU akan gagal untuk terus memberikan dukungan kepada rekan-rekannya. PWNU DIY berupaya mengambil langkah mengusut tuntas hal tersebut.
Manajer lokal partai DIY-nya, Gus O’Leil, mengaku prihatin dengan dua mahasiswa yang ditikam di Kirpiak.
Para siswa juga mengikuti kegiatan yang disebut “Sentry Suze”. Mereka berharap kedua korban mendapatkan keadilan di Mapolres DIY.
“PBNU mendukung langkah teman-teman PWNU Yogyakarta agar polisi segera mengusut penganiayaan dan penikaman mahasiswa Krapik. Jadi ini masalah yang tidak bisa dianggap enteng,” jelasnya.
Meski demikian, pimpinan PBNU itu menegaskan, aksi tersebut bukan sekedar demonstrasi. Upaya para mahasiswa tersebut menjadi bukti bahwa mereka telah turut memotivasi polisi untuk menyelesaikan masalah serius ini secepatnya.
Demonstrasi ini juga dapat memberikan gambaran yang bagus tentang DIY. Selain itu, tempat ini mendapat julukan dan sangat populer sebagai kota pelajar.
“Sangat berbahaya juga bagi pemerintah jika tidak dihentikan maka citra Yogyakarta yang kita sukai, kota pelajar bisa diselamatkan kembali,” tegasnya.
Pada hakikatnya, menurut Gus-Oil, aksi bertajuk “Sidang Mahasiswa” ini menunjukkan betapa mendesaknya upaya mencari keadilan melalui proses hukum yang efektif.
“Tetapi kedaruratan terbesar pagi ini yang menjadi kekhawatiran masyarakat, khususnya di DIY, bersama masyarakat NU, adalah masalah miras sudah menjadi darurat,” imbuhnya.
Alkohol telah menjadi masalah terbesar di Indonesia. Remaja masa kini lebih banyak mengonsumsi minuman tersebut. Berdasarkan pantauan dari berbagai daerah, minuman beralkohol tidak lepas dari minuman beralkohol.
“Jelas berbahaya bagi generasi muda,” tegasnya.
Ia mengatakan: “Semua pihak akan terus melakukan upaya serius. Saya kira pemerintah, masyarakat, tokoh agama, dan tokoh masyarakat akan bekerja sama untuk menyelesaikan masalah ini.”
Sebelumnya, Kapolresta Yogyakarta Kompol Aditya Suryadharma mengatakan, pihaknya telah menangkap sejumlah pelaku penyerangan yang diduga melakukan penikaman terhadap dua pelajar di Pravirotaman, kawasan Mergangsan, Kota Yogyakarta.
“Ada tujuh orang yang kita amankan. Dalam proses pengembangan, kalau ada nama baru pasti akan kita kejar,” kata Kompol Aditya saat jumpa pers di Mapolda Yogyakarta.
Masing-masing pelaku berinisial N alias E (29), V (41), J (26), F (27), Y (23), T (25), dan R alias C (43).
(tunggu)