Bukan Hanya Soal Rezeki, Buya Yahya Sebut Shalat Dhuha Pengganti Sedekah, Ini Alasannya

disinfecting2u.com – Pendakwah KH Prof. KH. Yahya Zainul Ma’arif atau Buya Yahya menjelaskan salah satu keutamaan shalat adalah menggantikan sedekah.

Sholat Dhuha merupakan salah satu ritual sunnah yang dilakukan mulai subuh hingga siang hari.

Sedangkan sedekah sendiri merupakan bentuk rasa syukur atas nikmat Allah Ta’ala.

Apa hubungan Dhuha dan Shadaqah? Alyan artinya syukur atas nikmat Allah, kata Buya Yaahya seperti dikutip disinfecting2u.com dari ceramah yang direkam di kanal YouTube Alyan Bahjah.

“Diam,” usul Buya.

Salah satu manfaat shalat Dhuha adalah memohon perlindungan kepada Allah Ta’ala.

“Dilindungi Tuhan bukan hanya sehat, tapi terlindungi dari pencemaran,” kata Buya Yahya.

Hadits Rasulullah SAW berikut ini dilansir dari website Majelis Ulama Indonesia (MUI) menjelaskan bahwa shalat dapat menggantikan sedekah untuk seluruh persendian tubuh manusia.

Tuhan akan memberi, Tuhan akan memberi, Tuhan akan memberi, Tuhan akan memberi, Tuhan akan memberi, Tuhan akan memberi, Tuhan akan memberi, Tuhan akan memberi

Dari Abu Dzar, dari Nabi Muhammad SAW: “Salah satu diantara kalian mempunyai rasa cinta terhadap seluruh sendi-sendinya. Oleh karena itu, setiap tasbih sadaqah, setiap analisa sadaqah, setiap takbir sadaqah, amar makruf sadaqah, nahi munkar sadaqah, semua itu dapat dilakukan dengan dua putaran doa. (HR. Muslim. 720) Lebih baik salat Dhuha di kantor atau di rumah?

Waktu salat Dhuha adalah sejak matahari terbit hingga siang hari.

Namun kebanyakan dari kita beraktivitas sejak pagi hari.

Lalu lebih baik shalat Dhuha di rumah atau di kantor?

Buya Yaahya menjelaskan, semua salat sunah lebih baik dilakukan di rumah.

Buya Yaahya berkata, “Bagi yang duduk di masjid pada waktu itu, lebih baik melakukannya di rumah, kecuali shalat Dhuha.”

Buya Yahya melanjutkan, “Kalau setelah salat subuh tetap di masjid, lebih baik tetap di masjid.”

Kemudian Buya Yaahya menjelaskan, ini aturan pertama.

Sedangkan aturan kedua adalah soal kenyamanan.

Aturan kedua paling cocok untuk menyemangati upacara, jelas Buya Yaahya.

Maka Buya Yahya menegaskan, kalau tidak bisa merayakannya di rumah, rayakanlah di kantor.

“Jika kantor Anda merayakan ibadah Anda, silakan lakukan. “Kalau salat tidak mengganggu pekerjaan,” kata Buya Yahya.

“Kalau kerja, ibadah tetap kerja. Jangan selalu berdoa,” Buya Yahya mengingatkan.

Oleh karena itu, meskipun salat Dhuha di rumah diutamakan, namun juga bisa dilakukan di kantor.

Buya Yaahya berkata: “Minimal dua rakaat, paling sempurna delapan rakaat.”

Buya yaahya menasihati orang-orang yang tidak bisa melaksanakan shalat Dhuha di rumah atau kantor.

“Kalau tidak bisa di rumah dan harus langsung berangkat kerja ke kantor, salat di mobil,” kata Buya Yaahya.

Buya Yahya mengatakan bahwa Nabi Muhammad SAW melakukan hal tersebut.

Buya Yahya berkata, “Bahkan ketika Nabi melakukan perjalanan, beliau tidak meninggalkan shalat Sunnah.”

Saat bepergian, arah kendaraan Anda adalah kiblat.

Jika kendaraan tidak dihentikan maka arah kiblatnya harus menghadap Ka’bah.

Buya Yahya berkata: “Nabi kita terus shalat sambil menunggangi unta.”

Boya Yaahya menyarankannya. Siapa pun yang melakukan ini pasti akan banyak berdoa untuk sunat.

“Nabi yang melakukannya, jangan ragu” Niat dan doa Buya Yahya, Sholat Dhuha

Adapun bacaan niat shalat Dhuha adalah sebagai berikut:

Tuhan akan memberi, Tuhan akan memberi, Tuhan akan memberi, Tuhan akan memberi

Usholli sunnatad dhuha rok’ataini lillaahi ta’ala.

Artinya: “Demi Allah Ta’ala, saya niat salat sunnah juha dua rakaat.”

Kemudian setelah membaca shalat Dhuha dianjurkan membaca ayat berikut:

Jika Tuhan menghendaki, Tuhan akan ridha padanya. Dan jika Allah memberi maka haram dan haram. Cinta

Allahumma innadh dhuha-a dhuha-uka, wal bahaa-a bahaa-uka, wal jamaala jamaaluka, wal kuwwata kuwwatuka, wal kudrata kudratuka, wal ishmata ishmatuka. Allahuma inkaana rizqi fis samma-i fa anzilhu, wa inkaana fil ardhi fa-akhrijhu, wa inkaana mu’asaran fayassirhu, wainkaana haraaman fathahhirhu, wa inkaana baidan fa qaribhu, jama’ikani maikaaika, baaika ataika waitaha shalihin.

Artinya: “Ya Tuhan, waktu di surga adalah waktu berdoa, tinggi badan adalah tinggi badan-Mu, keindahan adalah kecantikan-Mu, kekuasaan adalah kekuatan-Mu, perlindunganku adalah perlindungan-Mu, ya Tuhan, jika penglihatanku di surga, maka kirimkanlah ke bumi, jika di bumi, keluarkan, jika berat, permudah, jika najis, sucikan, jika jauh, dekatkan pada kebenaran kebenaranmu, dengan kekuatanmu ( Ya ampun Tuhan) bawakan kepadaku apa yang telah kamu bawa kepada hamba-hambamu yang saleh”.

(Lihat: Abu Bakar Syatha ad-Dimyati, I’anatut Talibin, vol. 1, hal. 295.)

Demikian penjelasan mengenai shalat Dhuha dan keutamaannya.

Untuk pemahaman yang lebih mendalam, disarankan untuk bertanya kepada para ulama, khatib atau ahli agama Islam.

 

Tuhan memberkati

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top