disinfecting2u.com – Almarhum Syekh Ali Jaber pernah mengulas tuntas penggunaan telepon seluler (HP) dalam Islam. Benda ini kerap mendapat pandangan negatif dan Syekh Ali Jaber menjelaskan bahwa ponsel bisa membawa ke surga. Pasalnya, nama-nama ponsel lain merupakan perangkat yang netral, meski harus tahu tata kramanya.
Syekh Ali Jaber menegaskan, mereka yang tidak menggunakan etika dengan baik saat menggunakan ponsel juga bisa mendatangkan hal negatif.
Syekh Ali Jaber dalam penelitian yang dikutip disinfecting2u.com mengatakan: “Handphone ini adalah alat yang halal, tidak ada pahala dan dosanya, tapi bisa membawa kita ke surga atau bisa membawa kita ke neraka.” Channel YouTube Queen, Rabu (30/10/2024).
Seperti yang dikatakan seorang ulama, meskipun telepon seluler diperbolehkan, perangkat teknologi sebenarnya dikecualikan berdasarkan hukum Syariah. Faktanya, mereka mungkin membawa barang tersebut atau tidak.
Kehadiran teknologi ini menjadi pertanda zaman yang semakin canggih dan modern. Setiap orang memiliki kesempatan untuk menemukan semua yang mereka butuhkan.
Namun, keharusan memenuhi kebutuhan melalui teknologi dilupakan dalam urusan ibadah. Penggunaan ponsel pada akhirnya mengarah pada hal-hal buruk bahkan maksiat ketika dunia memutus hubungan Anda.
Khatib kelahiran Madinah ini tentu menekankan bagaimana cara memanfaatkan ponsel agar memiliki nilai manfaat lebih. Misalnya membantu mereka ketika mencari konten bernuansa Islami dan kebutuhan keagamaan lainnya.
Apa gunanya? Kalau kegunaannya (ponsel) untuk kebaikan, silaturahmi, menyiarkan melalui dakwah dan menyebarkan doa atau hadis shahih maka akan mendapat pahala, menjadi amal,” jelasnya.
Sebagai mantan Imam Besar Masjidil Haram, beliau juga menjelaskan bagaimana penggunaan alat musik ini terus menyebarkan kebaikan. Teknologi yang semakin canggih dan berkembang pesat dapat membantu memenuhi praktik tersebut.
Ia mencontohkan amalan baik yang meski dianggap remeh namun besar nilainya, seperti memanjatkan doa yang menjadi amal dan juga dibalas oleh Allah SWT.
Mengenai keburukan, kata Syekh Ali, bisa saja melupakan segala sesuatu yang mengandung unsur ibadah dan kebaikan. Misalnya tidak lagi mengamalkan Al-Qur’an, sering melalaikan shalat, lupa meditasi, tasbih, salat, Istaghfar, dan lain-lain.
Sifatnya bisa mengarah pada kebohongan yang berujung pada fitnah terhadap orang lain. Ini merupakan cara untuk mengajak pengguna media sosial dan ponselnya agar mempercayai postingan tersebut.
Seseorang yang berbohong dalam perbuatannya melalui penggunaan telepon seluler atau perangkat teknologi lainnya dapat merugikan orang lain dan dirinya sendiri.
Pasalnya, berita bohong akan berdampak pada mereka dan mendapat pahala dari Allah SWT, di dunia dan di akhirat.
“Apa pun sebutan mubah, tergantung isi dan kegunaannya,” ujarnya.
Ponsel seringkali dianggap terlalu berbahaya, terutama bagi anak kecil yang tidak boleh menggunakan perangkat tersebut kecuali sangat penting untuk memenuhi kebutuhannya.
Dalam menggunakan telepon seluler, Syekh Ali Jaber juga berharap agar umat beriman bersikap bijak dalam menggunakannya dan sesuai tujuannya, yaitu berbagi kebaikan tanpa melibatkan unsur keburukan.
“Teman telepon seluler dan streaming bisa menjadi reward area bagi kami,” jelasnya.
Sebaliknya kalau kita menayangkan hal-hal buruk, dosa, atau berita bohong, itu berbahaya, lanjutnya.
“Gunakanlah ponselmu untuk kebaikan, agar menjadi bekal kita di akhirat nanti,” ujarnya.
Wallahu Alam Biswab.
(harapan)