disinfecting2u.com – Ustaz Adi Hidayat (UAH) mengingatkan umat Islam yang terpilih menjadi pemimpin, baik melalui momen pemilu seperti Pilkada, Pilkada, maupun tingkat RT, harus mengucapkan hal ini inna lillahi wa inna ilaihi rajiun.
Ungkapan Inna lillahi wa inna ilaihi rajiun biasa digunakan ketika seseorang meninggal dunia, namun dari segi makna, Ustaz Adi Hidayat mengatakan, Inna lillahi wa inna ilaihi rajiun merupakan bentuk pasrah, menyerahkan segala sesuatunya pada petunjuk Allah.
Maka jika seorang muslim tiba-tiba menjadi pemimpin atau mendapat jabatan yang membuatnya lebih bertanggung jawab dibandingkan orang-orang yang berada di bawahnya, maka Allah SWT akan memberinya hidayah jika mengucapkan Inna lillahi wa inna ilaihi rajiun.
UAH menjelaskan: “Untuk mengabdi, ia dibimbing dari ujung kepala sampai ujung kaki, mengambil keputusan yang diridhai Allah SWT.”
Sebagaimana telah anda ketahui, kalimat Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un (إِنَّا لِلّهِ وَإِنَّـا إِلَيْهِ رَّـا إِلَيْهِ
“Sesungguhnya kita adalah milik Allah SWT dan kepada-Nya kita kembali.”
Inna lillahi wa inna ilaihi rajiun biasanya diucapkan ketika seseorang menerima kabar duka atau musibah.
Mengucapkan Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un merupakan kesadaran dan pengakuan bahwa segala sesuatu di dunia ini milik Allah SWT dan pada akhirnya akan kembali kepada-Nya.
Surat Al Baqarah ayat 156 menyebutkan kata Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un.
Oleh karena itu, ketika seorang muslim memperoleh suatu jabatan, patutlah membaca Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un.
Karena dengan jabatan tersebut maka akan ada tanggung jawab yang lebih besar di kehidupan selanjutnya.
Ustaz Adi Hidayat (UAH) kemudian mengingatkan bahwa jabatan tersebut merupakan hak prerogratif Allah SWT dan merupakan tugas yang harus dipertanggungjawabkan.
“Kesuburan Tuhan adalah posisi amanah,” kata UAH.
Oleh karena itu, Ustaz Adi Hidayat (UAH) menyatakan bahwa dengan menunaikan amanah, Allah SWT menghendaki kemaslahatan-Nya akan sampai kepada semua orang yang dipimpinnya.
“Saya berharap ini membawa kebaikan dan mendekatkan setiap orang yang mendapat petunjuk kepada Allah,” kata UAH.
Oleh karena itu setiap pemimpin umat Islam mengucapkan Inna lillahi wa inna ilaihi rajiun ketika mendapat jabatan, lanjut Ustaz Adi Hidayat (UAH).
Lebih lanjut Ustaz Adi Hidayat juga berharap agar seluruh pemimpin atau yang akan memimpin selalu mengingat Surat Ali Imran 26.
“VIRAL! Segala jabatan kekuasaan (pimpinan) adalah hak prerogratif Allah subhanahu wa taala,” kata UAH. “
Berikut lantunan ayat yang disebutkan Ustaz Adi Hidayat.
Tuhan memberkati
Artinya: Katakanlah (Muhammad): “Ya Allah Yang Maha Kuasa, Engkau berikan kekuasaan kepada siapa pun yang Engkau kehendaki, dan Engkau ambil kekuasaan dari siapa pun yang Engkau kehendaki.” Di tanganmu, ada hal-hal indah. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Kuasa atas segalanya. (QS. Ali Imran : 26)
Mengapa Ustaz Adi Hidayat ingin seluruh pemimpin selalu mengingat ayat 26 Ali Imran?
Sebab, ayat 26 Al-Quran mengingatkan kita bahwa kekuasaan yang diberikan adalah hak prerogratif Allah SWT.
Oleh karena itu, dengan mengingat ayat 26 Al-Quran, siapapun yang menang atau kalah dalam suatu pemilu hendaknya selalu ingat bahwa kekuasaan yang diberikan berasal dari kehendak Tuhan dan akan memikul tanggung jawab di akhirat.
UAH menjelaskan: “Allah akan memberi kepada siapa yang Dia kehendaki, atau Dia akan berhenti mengambil dari siapa pun yang Dia kehendaki untuk dipindahkan kepada orang lain.”
“Kalau ada yang jelek dan bisa naik ke sana, berarti ada yang salah di area itu dan perlu diperbaiki. Supaya bisa diganti dengan yang lebih baik. Itu intinya,” lanjut UAH.
Oleh karena itu, seorang muslim yang cerdas dan mempunyai kekuatan pasti akan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Demikian pesan Ustaz Adi Hidayat (UAH) kepada para pemimpin.
Saya harap ini bermanfaat.
Varahu Alam Bishawab
(menyisipkan)
