disinfecting2u.com – Ustaz Syafiq Riza Basalamah menjelaskan hukum tentang tidak memilih atau golput dalam pemilu seperti Pilkada saat ini. Seperti kita ketahui, Pilkada Serentak semakin dekat dan tidak jarang masyarakat kebingungan menentukan pilihan dan pilihannya. memutuskan untuk abstain atau tidak memilih.
Golput atau tidak memilih dalam suatu pemilu, pilkada, atau musyawarah yang akan menentukan seorang pemimpin memang memerlukan pertimbangan syariah.
Hal ini ditegaskan Allah SWT pada ayat berikutnya.
۞ doa اَهْلِهَاcabang Insya Allah Insya Allah اِنَّ اللّٰهَ كَانَ سَمِيْعًاۢ بَصِيْرًا
Artinya : Sesungguhnya Allah memerintahkan kamu untuk mengalihkan amanah kepada pemiliknya. Saat Anda membuat hukum antar manusia, Anda harus membuatnya adil. Sesungguhnya Allah memberimu pengajaran yang terbaik. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Melihat. (QS. An-Nisa : 58)
Selain ayat di atas, seorang muslim juga dilarang mempercayai orang yang bukan ahlinya.
Rasulullah SAW bersabda:
“Jika segala sesuatunya didelegasikan kepada non-ahli, kemungkinan besar akan terjadi kehancuran.” (Hadits Riwayat Bukhari, No. 6496)
Hal ini menunjukkan betapa pentingnya memilih pemimpin yang layak agar amanah kepemimpinan tidak jatuh ke tangan orang yang salah.
Bagaimana pun, fenomena golput kerap terjadi pada masa-masa pemilu, seperti pilkada saat ini.
Karena berbagai alasan, ada pihak yang memutuskan abstain dalam pemungutan suara.
Beberapa orang percaya bahwa calon pemimpin tidak memenuhi kriteria yang mereka harapkan.
Oleh karena itu, sebagian orang bingung dengan pasangan yang ciri-cirinya tidak mereka pahami. Lalu apa sebenarnya hukum pantang dalam Islam?
Berikut penjelasan Ustaz Syafiq Riza Basalamah tentang hukum pantang dalam Islam dikutip dari channel YouTube miliknya.
Sebelum menjelaskan hukumnya, Ustaz Syafiq Riza Basalamah menjelaskan pendapat para ulama tentang pemilu dan proses politik.
“Para ulama menjelaskan, jadi ada manfaatnya ikut pemilu, bahkan ikut pemilu, menjadi anggota DPR, menjadi gubernur, atau apa itu,” jelas Ustaz Syafiq Riza Basalamah.
Dalam hal ini, ada ulama yang mengharamkan dan ada pula yang membolehkan.
Namun Ustaz Syafiq Riza Basalamah mengklarifikasi, pendapat yang paling banyak beredar adalah dirinya bisa dilibatkan dalam proses pemilu jika memenuhi persyaratan yang ketat.
“Ada ulama yang mengharamkan sama sekali, ada juga yang memperbolehkan kebebasan. Namun pendapat yang paling kuat adalah ada syarat-syarat tertentu,” ujarnya.
Ustaz Syafiq Riza Basalamah mengatakan, “Syarat untuk menyelenggarakan pemilu cukup ketat.
Adapun syarat yang dimaksud Ustaz Syafiq Riza Basalamah salah satunya adalah terkait kriteria pemilihan pemimpin.
“Pertama kalau kita ngomong. Apakah ustaz harus memilih? Kalau ada pilihan, pilihlah. Kalau tidak ada pilihan, apa gunanya menentukan pilihan,” kata Ustaz Syafiq Riza Basalamah.
“Kalau salah satu di antara dua pemimpin itu kafir, yang lain juga kafir. Yang dipilih, tidak ada yang bisa dipilih,” lanjutnya.
Namun jika di antara dua pemimpin kafir ada yang baik terhadap kaum muslimin, maka pilihlah dia.
“Tapi bukan ustaz, ini orang kafir yang masih menjalin hubungan baik dengan umat Islam. Oh, kami pilih. Seperti ini,” jelas Ustaz Syafiq Riza Basalamah.
Artinya, kalau di negeri orang kafir, nauzubillah min dzalik, lanjutnya.
Misalnya saja dalam kasus Indonesia, kedua calon pemimpin tersebut adalah Muslim, jadi siapa yang harus Anda pilih?
Jadi lihat manfaatnya, dan kalau melihat Indonesia, alhamdulillah kedua calon ini beragama Islam. Apa yang harus kita lakukan, kata Ustaz Syafiq Riza Basalamah.
“Menurut Anda, pilihlah yang paling dekat kemaslahatan dan keutamaannya bagi umat Islam,” lanjutnya.
Ustaz Syafiq Riza Basalamah melarang keras golput dalam memilih karena takut dieksploitasi oleh orang yang tidak bertanggung jawab.
“Tidak boleh golput karena golput terkadang berarti suara kita dimanfaatkan oleh orang yang salah,” kata Ustaz Syafiq Riza Basalamah.
“Dan yang namanya penipuan, kebijakan ini sangat menakutkan, pagi jadi tempe dan sorenya kedelai. Ini politik,” sambungnya.
Oleh karena itu, Ustaz Syafiq Riza Basalamah mengingatkan perlunya kehati-hatian.
“Ada seseorang, Masya Allah yang awalnya mengikuti pesta A, tiba-tiba sorenya mengambil pesta B,” kata Ustaz Syafiq Riza Basalamah.
Ya Allah iya Rab. Ujung-ujungnya yang jadi cuma nyari urusan, jadi hati-hati, sambungnya.
Oleh karena itu, Ustaz Syafiq Riza Basalamah menyarankan untuk terus memilih calon pemimpin yang membawa kemaslahatan sebesar-besarnya bagi umat.
“Jadi seperti yang dikatakan Ana tadi, ada sebagian ulama yang mengatakan, jika kita menentukan pilihan, maka kita akan mendapat manfaat dari pilihan tersebut,” kata Ustaz Syafiq Riza Basalamah.
“Pilihlah yang memberikan kemaslahatan sebesar-besarnya bagi umat Islam,” lanjutnya.
Wallahu’alam