Jakarta, disinfecting2u.com – Kolaborasi pengelolaan sumber daya alam berkelanjutan pada skala lanskap di Vehi-Kele, Kalimantan memberikan dampak yang signifikan. Tak hanya konservasi orangutan Kalimantan, kerja sama berbagai pihak juga berhasil menemukan produk perawatan kulit yang bernilai ekonomis.
Pernyataan tersebut didukung dan dibuktikan oleh Dekan Universitas Mulavarman, Irawan Wijaya Kusuma, pada acara pemaparan hasil kerjasama pengelolaan sumber daya alam berkelanjutan skala lanskap di Wehi-Kele di Samarinda, Kalimantan Timur pada Selasa (10/12). ). /2024).
Ia menjelaskan, temuan tersebut bermula saat tim peneliti gabungan Fakultas Kehutanan Universitas Mulavarman dan YKAN menyelidiki pola makan orangutan. Selama tahun 2023, para peneliti ini mengidentifikasi 227 spesies makanan orangutan.
Mereka mempersempitnya menjadi 11 jenis makanan berdasarkan bioaktivitas dan kandungan nutrisinya. “Saya menemukan jenis Makaranga conifera yang memiliki sifat anti kanker, anti diabetes, dan antioksidan yang dapat digunakan dalam produk perawatan kulit,” kata Irawan dalam keterangan tertulisnya.
Tim kemudian menciptakan prototipe yang efektif anti penuaan, mencegah jerawat dan mencerahkan wajah. “Ketiga produk tersebut dipilih berdasarkan kondisi pasar saat ini,” kata Irawan sambil menunjukkan contoh produk perawatan kulit dengan nama dagang WEMACA.
Airawan mengaku tidak menutup kemungkinan akan ada turunannya lagi. Karena masih banyak lagi jenis pakan yang belum dioptimalkan khasiatnya.
Selain produk perawatan kulit, kolaborasi pengelolaan sumber daya alam berkelanjutan dalam skala lanskap di Wehea-Kelay juga mulai terasa di dunia usaha. Direktur Utama PT Gunung Gaja Abadi Totok Suripto mengatakan kemitraan ini telah membantu perusahaan menerapkan praktik pengelolaan konsesi berkelanjutan.
Sebelum adanya kerjasama, para pemilik PBPH-HA ini telah menerapkan aturan berkelanjutan, namun mereka melakukannya secara mandiri. “Padahal isu-isu yang dilindungi lintas batas negara, dan pengaruh manajemen di perusahaan mana pun pasti lintas batas,” kata Totok. Jadi keberadaan forum tersebut sangat membantu menyelaraskan standar praktik yang baik di setiap perusahaan.
Konservasi orangutan
Orangutan Kalimantan merupakan hewan endemik Indonesia dan hanya terdapat di Pulau Sumatera dan Pulau Kalimantan. Di Kalimantan Timur, habitat orangutan terletak di lanskap Wehi-Kele.
Orangutan dijadikan sebagai spesies payung dan menjadi landasan kolaborasi 23 pihak baik pemerintah, swasta, akademisi, lembaga swadaya masyarakat, dan masyarakat dalam mengelola kawasan seluas 532.143 ha.
Lanskap Vehee-Kele adalah lanskap dengan berbagai kepentingan. Hutan Lindung Wehea dan Izin Usaha Pemanfaatan Hutan – Hutan Alam (PBPH-HA), PBPH – Hutan Tanaman, Kawasan Pengelolaan Masyarakat, Pemerintah Daerah, Lembaga Penelitian, Akademisi dan Perkebunan Kelapa Sawit.
Mereka berkontribusi pada pengelolaan berkelanjutan di wilayah tersebut sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Para pihak telah bekerja sama di bawah payung Forum Kerja Sama Lanskap Wehe-Kele selama hampir sepuluh tahun.
“Satu hal yang menarik perhatian saya, hasil kerjasama ini menghasilkan prototype produk bioprospecting yang terinspirasi dari tanaman pangan untuk orangutan,” ujar Bapak Wahyuni, Sekretaris Daerah Kalimantan Timur, yang diwakili oleh Anwar Sanusi, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi. departemen Kalimantan Timur. (HSB)