disinfecting2u.com – Sholat tahajjud merupakan ibadah sunnah yang banyak keutamaannya.
Allah SWT menjanjikan keberkahan, ampunan dan keakraban dengan-Nya kepada hamba yang menunaikan shalat ini.
Namun banyak pertanyaan yang sering muncul terutama mengenai prosedur pelaksanaannya.
Pertanyaan yang sering muncul adalah apakah seseorang bisa menunaikan Tahajud tanpa tidur.
Dalam salah satu khotbahnya yang diunggah di channel YouTube-nya, Ustas Adi Hidayat memberikan penjelasan yang solid mengenai masalah tersebut.
Secara hukum, dia menyatakan salat Tahajjud memiliki syarat khusus, artinya harus dilakukan sebelum tidur.
“Kalau sah tidak bisa dibicarakan,” kata Ustas Adi Hidayat.
Ditegaskannya, tidur sebelum salat Tahajjud bukan sekadar anjuran, tapi juga syarat yang harus diikuti.
Dengan kata lain, jika hendak menunaikan shalat Tahajjud, hendaknya tidur terlebih dahulu, minimal sebentar.
“Tahajjud diawali dengan tidur, jadi tidur dulu,” jelas Ustas Adi Hidayat. “Tidur lalu bangun”, penjelasan ini mengacu pada arti kata “tahjud”, yang berasal dari bahasa Arab hajada yang berarti “bangun dari tidur”.
Oleh karena itu, tidur menjadi faktor penting dalam shalat Tahajjud.
Lantas, bagaimana jika seseorang belum tidur namun ingin shalat malam?
Ustas Adi Hidayat menjelaskan, salat yang dilakukan tanpa tidur lebih tepat disebut Qiyamul Lail atau salat malam dan bukan salat Tahajjud.
“Kalau tidak tidur, disebut salat malam, bukan Tahajjud,” ujarnya.
Sholat magrib juga merupakan ibadah yang dianjurkan dan mempunyai banyak manfaat, namun berbeda dengan Tahajud karena diwajibkan khusus untuk tidur.
Dalam Islam, pentingnya shalat malam sangatlah besar. Rasulullah bersabda:
“Sholat yang paling utama setelah salat ganjil adalah salat malam.”
Namun, agar shalat Tahajjud mendapat pahala yang lebih istimewa, tidur terlebih dahulu menjadi syarat yang harus dipenuhi.
Ustas Adi Hidayat menambahkan, tidak ada waktu khusus untuk salat Tahajjud.
Sholat Tahajjud dapat dilakukan kapan saja setelah bangun dari tidur asalkan pada malam hari.
“Tolong rencanakan, kalau bangun tidur tidak harus jam dua. Kalau bangun jam satu bisa tahajjud, tidak apa-apa,” jelas Ustas Adi Hidayat.
Ia juga menegaskan, yang terpenting adalah melaksanakan shalat Tahajjud setelah bangun tidur dan bukan pada waktu tertentu.
Misalnya, seseorang bisa bangun jam 1 pagi atau jam 3 pagi untuk shalat Tahajud.
Tidur sebelum Tahajjud bukan hanya sekedar syarat sah namun juga mempunyai hikmah tersendiri.
Tidur memberikan waktu bagi tubuh untuk beristirahat, sehingga ketika bangun untuk melaksanakan shalat Tahajjud, ia dapat melaksanakannya dengan lebih serius dan penuh semangat.
Selain itu, terbangun di tengah malam merupakan salah satu wujud pengorbanan dan ikhtiar besar untuk mendekatkan diri kepada Tuhan.
Hal ini menunjukkan bahwa shalat Tahajjud bukan sekedar rutinitas, melainkan ibadah yang dilakukan dengan ilmu dan niat yang kuat.
Dari penjelasan tersebut, maka shalat Tahajjud merupakan ibadah sunah khusus yang mengharuskan tidur terlebih dahulu.
Jika seseorang tidak tidur namun ingin shalat malam, hal tersebut tetap diperbolehkan dan patut mendapat pahala, namun tidak termasuk dalam kategori Tahajjud. (alias)