Bandar Lampung, disinfecting2u.com – Sebanyak 12 siswa Sekolah Dasar Negeri (SDN) Durian Payung 1 Bandar Lampung harus dilarikan ke rumah sakit setelah diduga keracunan jajanan kemasan Latioa yang dijual di kantin sekolah.
Kepala SD Negeri 1 Durian Payung, Sulastri mengatakan, kejadian itu terjadi sekitar pukul 09.00 WIB. Korbannya adalah siswa kelas 5 dan 6 yang sedang berlibur.
“Anak-anak kelas 5 dan 6 membeli jajanan di kantin sekolah. Ada juga yang tidak sarapan, terus ngemil di sana dan dilarikan ke rumah sakit,” kata Sulastri.
Sulastri mengatakan, siswa tersebut mengaku mengalami mual, sakit perut, dan muntah setelah mengonsumsi jajanan di kantin sekolah. Kemudian siswa yang keracunan itu dilarikan ke rumah sakit.
“Setelah mendapat perawatan medis, kondisi korban mulai membaik dan kembali ke rumah bersama orang tuanya,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Dasar Bandar Lampung Mulyadi mengatakan, ada 12 anak yang keracunan. Anak-anak membeli makanan ringan kemasan Latiao dari kantin sekolah.
“Setelah merasa mual dan pusing, para santri tersebut langsung dibawa ke RSUD Dr A Dadi Tjokrodipo Bandar Lampung,” kata Mulyadi.
Untungnya, kesehatan para siswa membaik dengan cepat dan mereka diperbolehkan pulang ke rumah pada hari yang sama.
Namun kejadian tersebut menimbulkan kekhawatiran mengenai keamanan jajanan sekolah, khususnya dalam bentuk makanan kemasan.
Mulyadi meminta seluruh sekolah di Bandar Lampung lebih selektif dalam menjual makanan di kantin.
“Saya minta seluruh sekolah memperhatikan produk yang dijual. Apalagi dengan makanan kemasan, penjualnya harus selektif. “Perhatikan tanggal kadaluarsa dan isinya, asal jangan dijual,” tegasnya.
Untuk memastikan kejadian serupa tidak terulang lagi, pihaknya akan segera berkoordinasi dengan Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) untuk mengumpulkan sampel makanan ringan untuk dilakukan pengujian.
“Kami segera berkoordinasi dengan BPOM untuk memberikan sampel dan memastikan penyebab keracunan tersebut,” tambah Mulyadi.
Saat ini, Kantin SDN 1 Durian Payung telah dipasang garis polisi (police line) oleh pihak berwenang. Penjaga kafetaria juga diperiksa di Polres Bandar Lampung terkait asal usul makanan yang dijual.
Tim Sistem Identifikasi Sidik Jari Indonesia (Inafis) juga mengumpulkan sampel muntahan para pelajar sebagai bagian penyelidikan. (puj/wna)