Jakarta, disinfecting2u.com – Piala Dunia Antarklub 2025 akan menggunakan format baru dan digelar di Amerika Serikat pada 15 Juni hingga 13 Juli 2025.
Mulai tahun depan, Piala Dunia Antarklub akan digelar empat tahun sekali dengan format baru yang berbeda dengan musim lalu.
Piala Dunia Antarklub FIFA 2025 akan menjadi edisi ke-21 atau turnamen pertama yang diikuti 32 tim.
Ke-32 klub peserta Piala Dunia Antarklub ini terbagi antara perwakilan AFC, CAF, CONCACAF, CONMEBOL, OFC dan UEFA.
Rinciannya, Afrika (4 klub), Asia (4 klub), Eropa (12 klub), Amerika Tengah dan Utara (4 klub), Oseania (1 klub), Amerika Selatan (6 klub), dan satu klub tuan rumah.
Peserta Piala Dunia Antarklub FIFA 2025 tidak hanya klub tuan rumah, tapi juga juara masing-masing benua.
Misalnya, wakil Eropa terdiri dari empat klub peraih Liga Champions dan delapan klub sisanya diambil secara proporsional di kompetisi Eropa.
Memang benar empat tim teratas peraih gelar Liga Champions dalam empat musim terakhir seperti Manchester City, Real Madrid, Bayern Munich, dan Inter Milan lolos ke Piala Dunia Antarklub 2025.
Di wilayah lain, klub yang sudah memastikan kemajuannya adalah River Plate, Flamengo, Al Ahly, Al Ain, Urawa Red Diamond, dan Al Hilal.
Mereka bersaing memperebutkan piala di Piala Dunia internasional, turnamen kompetitif yang diadakan setiap empat tahun sekali.
Pada 28 September 2024, FIFA mengumumkan bahwa 12 venue di sebelas kota di Amerika Serikat telah dipilih untuk turnamen tersebut.
Ini termasuk Lincoln Financial Field di Philadelphia, Audi Field di Washington DC, Lumen Field di Seattle, Rose Bowl di Pasadena, Stadion TQL di Cincinnati, Stadion Bank of America di Charlotte.
Kemudian akan ada pertandingan kandang terakhir di Stadion Mercedes-Benz di Atlanta, Stadion Hard Rock di Miami Gardens, Geodis Park di Nashville, Stadion Camp World dan Stadion Inter & Co. di Orlando, dan Stadion MetLife di East Rutherford.
Meski lebih kompetitif, format baru Piala Klub menuai banyak kritik dari berbagai kalangan.
Sebab, pemain dengan pertandingan lebih banyak diperkirakan akan digunakan untuk mengurangi downtime.
(Amerika Serikat)
