Jombang, disinfecting2u.com – Banjir yang melanda wilayah Jombang masih berlanjut hingga hari keempat. Ratusan rumah dan hektar sawah terendam akibat meluapnya Sungai Avor Vatudakon. Selama ini aktivitas warga di beberapa desa lumpuh total dan banyak warga yang memutuskan tetap tinggal di rumahnya karena takut kehilangan atau mati harta benda dan hewan ternaknya.
Banjir tersebut merendam sedikitnya 950 rumah di tiga desa yakni Desa Jombok, Desa Blimbing, dan Desa Pojokkulon di Kecamatan Kesamben. Banjir setinggi pinggang ini membuat aktivitas sehari-hari warga terhambat, namun sebagian masih menolak untuk mengungsi.
Mahendra Eka, salah satu warga terdampak, memutuskan tetap bertahan di rumahnya meski air terus menggenangi kediamannya. Ia mengaku prihatin dengan kondisi ternaknya yang tidak bisa dipindahkan.
“Banjir sudah berlangsung selama empat hari. Seperti yang Anda lihat, kambing memang seperti itu. “Tidak ada yang bisa mengangkutnya dan tidak ada tempat untuk menyelamatkannya,” ujarnya kepada tim pers, Senin (12 September).
Namun ada juga warga yang memutuskan mengungsi ke rumah kerabatnya yang tidak terkena dampak banjir, seperti Ira Rosdiana. Ia mengatakan, kondisi rumahnya sudah tidak layak huni dan banjir sangat mengganggu aktivitas sehari-harinya.
“Saya kira karena meluapnya sungai di sana. Sangat menjengkelkan, saya tidak bisa kemana-mana, bahkan bekerja pun tidak bisa. “Saya berencana mengungsi karena rumahnya sudah tidak layak huni,” kata Ira.
Sementara itu, Pemerintah Kabupaten Jombang melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) bertindak cepat dalam menangani banjir ini.
Upaya yang dilakukan antara lain dengan memindahkan eceng gondok yang menutupi sebagian besar permukaan sungai dengan alat berat agar aliran air lebih lancar dan banjir cepat surut.
Warga setempat berharap bantuan negara dan kerabat terus diberikan, terutama untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, mengingat banjir masih belum menunjukkan tanda-tanda mereda. (roi/pergi)