Jakarta, disinfecting2u.com – Pemerintah tengah menyiapkan regulasi penyaluran bahan bakar minyak (BBM) dan subsidi listrik agar tepat sasaran. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengatakan, pihaknya memberikan beberapa opsi, termasuk mengubah subsidi komoditas menjadi Bantuan Langsung Tunai (DCA).
Selain itu, ada pula skema blending subsidi yang langsung masuk ke barang atau produk BBM.
“Hari pastinya akan diputuskan nanti dan saya kira pilihannya lebih sempit ke arah itu,” kata Bahlil dalam jumpa pers, Senin (4/11/2024).
“Harusnya ada yang tepat sasaran, ada yang tidak. Kita ambil bentuk lain bagi yang tidak. Jadi subsidinya tetap ada, tapi ada yang berupa uang dan ada yang berupa barang,” ujarnya. .
Sebelumnya, Bahlil Lahadalia mengungkapkan potensi nilai subsidi energi yang tidak sesuai target mencapai Rp100 triliun dari total alokasi subsidi dan kompensasi energi tahun ini sebesar Rp435 triliun.
Hal itu diungkapkannya saat jumpa pers membahas Usulan Program Quick Win Kementerian Bidang Perekonomian, di Ballroom Hotel Four Seasons, Jakarta Selatan, Minggu (3/12/2024).
“Jujur saya katakan sekitar 20-30 persen subsidi BBM dan listrik berpotensi tidak tepat sasaran, dan itu angka yang besar, sekitar Rp 100 miliar,” kata Bahlil.
Bahkan, pemerintah menyediakan untuk menyalurkan subsidi tersebut kepada warga yang berhak menerima subsidi.
“Kita tidak ingin subsidi yang seharusnya diberikan kepada saudara-saudara kita yang ekonominya belum bagus, tapi justru saudara-saudara kita yang sudah ekonominya bagus,” ujarnya.
Bahlil mengatakan, pihaknya mengetahui potensi penyaluran subsidi energi yang tidak tepat sasaran dari berbagai laporan PLN, Pertamina, dan BPH Migas.
Nah, kami menduga dari berbagai pemberitaan yang masuk, baik dari PLN, Pertamina, maupun BPH Migas, kami melihat adanya potensi subsidi BBM dan listrik yang tidak dimaksudkan, kata dia.
Untuk mengatasinya, lanjut Bahlil, Presiden Prabowo Subianto meminta agar dibentuk tim untuk mengkaji dan mencari solusi terkait penyaluran subsidi energi yang tidak sesuai peruntukan.
Tim yang dipimpinnya kini sedang mempersiapkan sejumlah langkah untuk mengatasi permasalahan tersebut, salah satunya dengan memberikan subsidi melalui bantuan keuangan langsung (BLT).
“Rumusannya mungkin ada beberapa, salah satunya agar subsidi tepat sasaran, kita bisa memberikan BLT langsung ke masyarakat,” kata Bahlil.
Ia juga menyatakan alternatifnya adalah melalui kombinasi kebijakan, ada yang tetap melalui skema subsidi yang ada, ada pula yang melalui BLT (nba).