Jakarta, disinfecting2u.com- Pendakwah Indonesia Ustad Adi Hidayat menjelaskan cara membaca doa Ifta yang benar dalam Islam. Karena doa ini biasanya dibacakan pada saat shalat.
Bolehkah Menggunakan Ani Wajahat Saat Sholat? Simak penjelasan Ustad Adi berikut ini, dikutip dari kantor YouTube Adi Hidayat, Kamis (16/1).
Ustad Adi Hidayat (RA) dalam salah satu suratnya mengatakan bahwa hukum shalat buka puasa sebenarnya sunnah, jika diikuti dalam shalat maka buka puasa juga mempunyai manfaat yang besar.
Dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat mengamalkan salat ifta saat salat. Ustad Adi Hidayat melantunkan kata Ani Wajahat dan mengatakan bahwa shalat buka puasa tidak sesuai Sunnah Rasulullah SAW.
Ustad Adi Hidayat mengatakan dengan membaca tanpa ilmu maka kita mendapat pahala dan hilang kewajiban, namun jika kita membaca dan memahami maknanya maka ilmu tersebut mempengaruhi jiwa kita.
Meski dipahami secara umum, salat Ifta merupakan amalan salat Sunnah setelah Takbir Ihram.
Selain itu, terungkap bahwa UAH sebenarnya membacakan doa dari Sunnah Nabi.
Menurutnya, benar shalat buka puasa merupakan sunnah Rasulullah SAW, sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadis riwayat.
Berdasarkan hadis sejarah terdapat dalam tafsir Abu Hurairah yang menjelaskan tentang kebiasaan salat suci Nabi. Ini ada dalam riwayat Bukhari nomor 711.
Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata: Saya pernah berdoa setelah Rasulullah, semoga Tuhan memberkati dia dan memberinya kedamaian, sampai dia mengucapkan Takbir.
Pada shalat Ifta diketahui bacaannya berasal dari kalimat “Allahum baaid bini wa bina” yang sering diamalkan oleh Rasulullah SAW.
Seusai salat dia bertanya, saat aku salat di belakangmu, kamu terdiam setelah takbir, apa yang kamu lakukan? Rasulullah, semoga Tuhan memberkati dia dan memberinya kedamaian, berkata: Saya membaca visi Tuhan.
Dalam Sunnah Rasulullah SAW, shalat Ifta adalah sebagai berikut
Tuhan memberkati, Tuhan memberkati, Tuhan memberkati, Tuhan memberkati
Bacaan latin : Allama beid bayani wa bayna khutoi kama badata benaal masirki wal maghribi, allama naqini menal khutoya kama unakotes tsabul abidu manad dnaasi, Allahmaghwailmaghwilmjiwalmi walmi.
Terjemahannya: Ya Allah, berilah jarak antara aku dan kesalahanku seperti jarak antara timur dan barat, Ya Allah, bersihkan kesalahanku seperti pakaian putih yang membersihkan dari kotoran, Ya Allah, basuhlah kesalahanku dengan air. Salju dan air. (HR Bukhari)
Ustad Adi menjelaskan, dirinya tidak membedakan kedua kalimat tersebut, namun berdasarkan penggunaannya, mana yang benar.
Beliau menekankan: “Pertanyaannya bukan yang mana yang benar, tapi kapan Nabi (saw) membaca Allamah Baid, dan kapan Nabi (saw) membaca Ani Wajahta.”
Namun Ustad Adi menuturkan, saat melakukan pengecoran kuk dan penyembelihan hewan kurban, Rasulullah SAW selalu menggunakan kata “inni wajahat”.
Hazrat Umar radhiyallahu ‘anhu berkata: Saya melihat Rasulullah SAW, ketika dia hendak menyembelih hewan kurban menghadap kiblat, lalu dia berkata:
Beliau menambahkan: “Maka membunuh hewan kurban itu ain wajahat doa.”
Beliau menginformasikan bahwa kalimat Ani Wajahat telah dijelaskan oleh Zabi bin Abdullah pada halaman 3221 Ibnu Majah dari hadits Tarikh. Pada akhirnya beliau berkata: Hadits Ani Wajahat diriwayatkan dari Jabir bin Abdullah dalam Ibnu Majah 3221. (kw)
Perdamaian