disinfecting2u.com – Perceraian Ahmad Dhani dan Maja Estianta menjadi salah satu momen paling menggemparkan dunia bintang Tanah Air.
Meski sudah usai, dampak perceraian dan drama perselingkuhan masih terasa, terutama bagi ketiga anaknya.
Al Ghazali, anak sulung mereka, mengungkapkan emosi mendalamnya atas peristiwa tersebut, termasuk ketidaksetujuannya terhadap pernikahan ayahnya dengan Mulan Jameela. Mulan Jameel sangat marah.
Bahkan, saat adik tirinya Safeea Ahmad lahir, Al mengaku menolak keras fakta tersebut.
“Waktu adikku (Safeea) lahir, aku nggak terima banget, marah banget, nggak terima banget. Saya tidak datang ke rumah sakit,” kata Al Ghazali seperti dikutip. dari podcast Natasza Wilona.
Saat itu, Al yang baru berusia 11 tahun dan bergelut dengan perasaan kecewa dan kehilangan, langsung mendatangi rumah Maja Estianta untuk membicarakan perasaannya.
“Aku ingat banget, itu pertama kalinya aku datang ke rumah ibuku setelah sekian lama aku tidak boleh bertemu dengannya,” kata Al.
Maia Estianty yang kaget dengan kedatangan Al yang tiba-tiba langsung menanyakan apa yang membuat putranya begitu sedih.
“Ibu kaget kenapa tiba-tiba ada di rumah, saya diam saja. Ibu bertanya: ‘Ada apa denganmu, apakah kamu sedih?'” katanya.
“Saya tidak menjawab, ‘Mengapa?’ Karena adikmu? » “Pokoknya itu saja, saya tidak terima,” imbuh Al Ghazali.
Namun, Maia Estianty memberikan nasehat yang mengubah sikap Al Ghazali.
Nasehat tersebut pada akhirnya membantu Al menerima kenyataan dan membuka hatinya untuk menerima Safeea sebagai saudara tirinya.
Meski sempat marah dan merasa tidak diterima, Al Ghazali kini menyadari bahwa mengubah pandangannya terhadap Safeei merupakan langkah penting dalam proses penerimaan keluarga barunya.
Dalam kasusnya, nasehat Maja Estianta membantunya membuka pikiran dan menyadarkannya bahwa Safeea masih menjadi bagian dari keluarga.
“Itu mengubah hidup saya, Bu,” kata putra sulung Ahmad Dhani itu.
“Terus mamaku bilang, ‘Nggak bisa, itu adikmu, darah dagingmu.’ Maksudku, itu semua berasal dari ayah kandungku, tambahnya.
“Dia pada dasarnya adalah adik kandungmu, kamu tidak boleh seperti itu, akhirnya aku menerimanya,” tutupnya.
Kini Al Ghazali mengaku berhasil melewati proses emosional tersebut dan menerima Safeea sebagai bagian dari keluarganya.
Pandangannya yang lebih terbuka menunjukkan pentingnya komunikasi dan dukungan keluarga dalam mengatasi permasalahan emosional yang muncul saat perceraian.
Kisah ini mengingatkan kita betapa sulitnya perubahan dalam keluarga, namun juga mengingatkan kita akan kekuatan proses penerimaan dan pemahaman yang dipandu oleh cinta keluarga. (TIDAK)