Jakarta, disinfecting2u.com – Kunjungan Presiden Prabowo Subianto ke China diharapkan membawa peluang besar bagi Indonesia.
Institute for Essential Services Reform (IESR) berharap kunjungan ini akan memperkuat kemitraan ekonomi hijau dan mempercepat transisi energi yang sangat dibutuhkan Indonesia.
Di tengah kondisi global yang penuh tantangan, kemitraan ini diharapkan dapat mendukung pengembangan ekonomi hijau melalui kerja sama Selatan-Selatan.
Direktur Eksekutif IESR Fabi Tumiwa melihat kunjungan Prabowo sebagai peluang untuk membangun hubungan lebih erat dengan Tiongkok guna mendukung transisi energi rendah karbon di Indonesia.
“Tiongkok telah mencapai kemajuan pesat dalam pengembangan tenaga surya, tenaga angin, dan penyimpanan energi energi terbarukan. Indonesia dapat menciptakan kemitraan yang dapat mendukung transfer teknologi dan investasi pada proyek energi bersih yang mendukung inovasi dan efisiensi di sektor energi terbarukan. Indonesia,” katanya.
Dengan potensi besar dalam teknologi maju dan energi terbarukan, Tiongkok dipandang sebagai mitra strategis yang dapat membantu Indonesia dalam tiga bidang utama: investasi pada infrastruktur energi terbarukan dan penyimpanan energi, produksi teknologi energi ramah lingkungan, dan dekarbonisasi industri.
Selain itu, IESR menekankan pentingnya mencapai kemandirian energi dengan mengurangi emisi karbon, bukan sekedar pilihan transisi energi.
Langkah tersebut menargetkan pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga 8 persen di bawah kepemimpinan Prabowo.
Untuk menarik lebih banyak investasi energi terbarukan, IESR meminta pemerintahan Prabowo untuk menciptakan iklim investasi yang menguntungkan dengan menetapkan target nasional yang jelas, memperbaiki peraturan, menyederhanakan perizinan dan membuat tarif listrik menarik bagi investor.
Indonesia dapat meminta pembiayaan lunak dari Tiongkok, terutama untuk mendukung rencana Kemitraan Transisi Energi yang Berkeadilan (JETP) dan Rencana Komprehensif Ketenagalistrikan Nasional (RUKN).
“Dukungan Tiongkok terhadap JTP akan membuka peluang untuk memperkuat hubungan ekonomi dengan negara-negara berkembang yang memiliki rencana transisi energi dengan pendanaan yang memadai dari Tiongkok,” kata Fabi.
IESR berharap dalam kunjungannya ke China, Prabowo dapat memberikan advokasi yang kuat untuk transisi energi yang berkeadilan di Indonesia.
Kami berharap program transisi ini akan memberikan manfaat yang adil, mengingat dampaknya terhadap masyarakat lokal, perekonomian lokal dan nasional.
Presiden Prabowo akan mengunjungi Amerika Serikat, Peru, Brasil, dan Inggris sebagai bagian dari kunjungannya. Kunjungan kenegaraan tersebut diluncurkan TNI AU dari Halim Perdanakusuma, Jakarta pada Jumat pukul 10.25 WIB.
Prabowo bertemu dengan Presiden Xi Jinping di Tiongkok. Sementara di AS, Prabowo berencana bertemu dengan Presiden Joe Biden yang kemungkinan akan menghadapi pemenang pemilu AS Donald Trump. Setelah itu, Presiden Indonesia akan menghadiri KTT APEC di Peru dan KTT G20 di Brazil, dan terakhir bertemu dengan Perdana Menteri Inggris Keir Starmer. (RPI)