Surabaya, disinfecting2u.com – Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (BEM Fisip) Universitas Airlangga Surabaya diberhentikan sementara oleh Dekan Fisip Unair. Penangguhan ini imbas dari kelompok bunga BEM Fisip yang mengkritik Presiden Prabowo – Gibran dengan pernyataan sinis dan dianggap tidak bermoral. Hal inilah yang membuat Dekan mengambil tindakan tegas terhadap skorsing tersebut.
Terkait ucapan terima kasih kepada Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Rakabuming Raka yang berisi artikel sarkastik dan mengejek, Ketua Departemen Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga, Bagong Suyanto, beserta sejumlah anggota Departemen Sosial dan Politik bertemu. . Badan Eksekutif Mahasiswa Ilmu Pengetahuan Unair. Pertemuan ini membahas penataan bunga yang dinilai ironis dan sarkastik untuk pidato pelantikan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.
Gara-gara karangan bunga tersebut, Dekan FISIP mengeluarkan teguran keras dan memberhentikan sementara BEM Unair. Sebelum memberikan teguran dan skorsing, mereka mengadakan wawancara dengan siswa. Dean memanggil orang yang menciptakan bunga itu untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.
“Teks mahkotanya bukan lagi mengejek, tapi sarkastik dan tidak bermoral. Untuk itu kami mengadakan pertemuan dengan BEM untuk memberikan penjelasan dan penjelasan tentang penataan bunga,” kata Prof Bagong Suyanto, pimpinan FISIP Unair. .
Sementara itu, para pelajar sepakat bahwa karangan bunga tersebut merupakan puncak ledakan dan menuai penyesalan dari pemerintah. Selama pembelajaran ini, para siswa berpartisipasi. Hasil penelitian ini disajikan dalam bentuk kalimat berupa rangkaian bunga.
“Itulah hakikat pernyataan kami dan pertemuan kekecewaan kami terhadap Prabowo. Tapi kami melakukan kajian dulu, dan hasilnya menyiapkan bunga-bunga indah,” kata Dani Acmad Wira Harmana, Direktur Jenderal Kajian Strategis BEM Fisip.
Senin malam ini (28/10) Dekan dan BEM Fisip Unair menggelar pertemuan tertutup untuk membahas permasalahan tersebut. Ada tiga pengurus BEM FISIP yang disebutkan, yakni Ketua BEM FISIP, Wakil BEM, dan Menteri Politik dan Kajian Kebijakan.
Usai pertemuan di kantor Dekan FISIP Unair, Prof Bagong Suyanto dan Presiden BEM Unair Aulia Thaariq memberikan keterangan kepada awak media. Bagong menjelaskan, pihaknya meminta ketiga pengurus BEM Fisip menjelaskan soal pencemaran bibir yang dinilai tidak sopan dan tidak adil.
“Jadi akibatnya kami tidak memberhentikan BEM Fisip Unair dari lembaganya. Melainkan kami memberhentikan tiga pengurus BEM yaitu presiden, wakil presiden BEM, dan menteri pengkajian strategis yang kami anggap bertanggung jawab atas hal tersebut. urusan. Bagong menjelaskan.
“Selanjutnya BEM Fisip mohon acaranya diurus, kami tidak peduli, tetap berjalan seperti biasa. Hanya saja ketiga pengurus BEM itu rebahan untuk sementara, tidak memberikan pernyataan tentang BEM Fisip,” ujarnya. .
Sementara itu, Ketua BEM Fisip Unair Aulia Thaariq mengaku pihaknya setuju dengan keputusan Dekan. Meski demikian, partainya tidak akan berhenti mengkritik dan mengkritik kebijakan pemerintahan Prabowo – Gibran.
“Ke depan kita akan terus mengkritisi, kita akan terus mengkritisi kebijakan pemerintahan Prabowo-Gibran. Namun kita harus berkembang untuk menyampaikan pandangan dan pendapat serta menghormati politik kampus,” kata Aulia (msi). / sasaran).