Jakarta, disinfecting2u.com – Menteri BUMN Erick Thohir mengumumkan program keuangan yang dapat membantu masyarakat mendapatkan perumahan yang terjangkau dan terjangkau.
“Kami juga akan mendorong sistem keuangan yang (jangka waktu) hipoteknya hanya 15 tahun, kalau bisa 30 tahun,” kata Erick di Jakarta, Kamis (7/11). membantu orang memiliki rumah dengan kebaikan yang paling.
“Untuk membantu masyarakat yang sudah memiliki anggaran dengan jangka waktu 30 tahun, cicilannya akan lebih terjamin, tidak hanya untuk rumah rakyat, tapi ini penting, juga untuk rumah rakyat, kelas menengah atau lainnya,” ujarnya. katanya.
Tak hanya itu, program pembiayaan ini dapat membantu meningkatkan daya beli masyarakat untuk membeli kepemilikan rumah.
“Jadi itu juga kita dorong agar kita bisa efektif mendorong masyarakat dan meningkatkan daya belinya karena berbagai saham bisa diperluas, terutama yang penting seperti rumah,” kata Erick.
Senada, Mauarar Sirait selaku Menteri Perumahan Rakyat dan Perumahan Rakyat (PKP) menilai perlunya kerja sama dan kolaborasi antar kementerian dan lembaga pemerintah dalam upaya membantu masyarakat memiliki rumah.
“Hari ini rasanya punya semangat baru karena 2 minggu terakhir ini Pak Erick, saya belanja masalah dan belanja dukungan, memetakan mana yang ada masalah, di mana ada dukungan. . ” ini bukan sekedar kemenangan, seperti yang disampaikan oleh Presiden RI Prabowo Subianto, ini adalah tim yang hebat, kemenangan bagi sesama Maruarar.
Kunci untuk mengatasi backlog perumahan adalah kolaborasi seluruh pemangku kepentingan di sektor perumahan mulai dari negara, pemerintah daerah, pengembang, perbankan, masyarakat, dan layanan sosial di sektor swasta.
Oleh karena itu, masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) yang bekerja di sektor informal juga dapat memperoleh manfaat dari program perumahan di Indonesia.
Data kepemilikan rumah berdasarkan data Susena tahun 2023 sebelumnya 12,75 juta hingga 9,9 juta unit. Pada saat yang sama, persentase dan jumlah rumah tangga yang tidak memiliki perumahan layak juga mengalami penurunan dari 29,4 juta rumah tangga menjadi 26,9 juta rumah tangga pada tahun 2020. (nsp)