disinfecting2u.com – Ustaz Hanan Attaki menceritakan kisah keteladanan Nabi Muhammad SAW. Kisah ini menceritakan tentang seorang sahabat yang mengikuti salat di sebuah pertemuan Kebetulan Nabi Muhammad SAW berada di barisan terdepan.
“Ketika Bakrah melihat Nabi dan para sahabatnya sudah dalam posisi hormat,” kata Ustaz Hanan Attaki seperti dikutip dari disinfecting2u.com dari channel YouTube Menjemput Ridha Allah Channel 2 Kamis (24/10/2024)
Seperti yang dikatakan sahabat Ustaz Hanan Attaki (UHA), Bakrah bercerita bahwa dia punya cara tersendiri dalam berdoa di pertemuan itu.
Bakrah mengatakan UHA siap melakukan Mukmusbuk. Alasannya, para Imam mulai salat berjamaah.
Bahkan salat berjamaah pun dihadiri Nabi SAW dan para sahabat di masjid. menyebabkan dia bergegas mendekati garis
“Dia segera mengambil takbir dan langsung membungkuk sambil berjalan menuju barisan. Sehingga bisa ikut rakaat pertama bersama Imam,” jelasnya.
Bakrah sungguh penasaran. apakah cara ibadah ini akan diterima atau ditolak. Padahal, shalat berjamaah mempunyai banyak kelebihan dibandingkan shalat sendirian.
Menurut hadits yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Umar, shalat berjamaah mempunyai keutamaan hingga 27 derajat.
Jimat dari sang kekasih, kekasih dari sang kekasih, kekasih dari sang kekasih, kekasih dari sang kekasih, kekasih dari sang kekasih يه وسلم قَالَ (ذِّ بِسَ بعٍ وعِشرِين دَرَجَة »
Artinya : “Sholat di muka umum lebih utama dari pada sholat sendirian dengan suhu 27 derajat.”
UHA juga mengatakan bahwa Bakrah mengadu kepada Nabi Muhammad SAW, diragukan ibadahnya tidak diterima oleh Allah SWT.
Dari sejarah, UHA menceritakan bagaimana Nabi Muhammad SAW menyikapi hukum shalat pada pertemuan Bakrah.
“Setelah selesai sholat Bakrah menceritakan kepada Nabi tentang perbuatannya. Reaksi Nabi hanya tersenyum dan berkata, ‘Baiklah, besok jangan diulangi lagi,’” jelas Ustaz Hanan Attaki.
Ustaz, 42 tahun, menjelaskan modelnya. Nabi Muhammad SAW memberikan teladan kepada umatnya bahwa beliau tidak pernah marah meskipun Zika Bakrah melakukan kesalahan dengan caranya sendiri agar mendapat arti penting dalam shalat berjamaah.
Nabi Muhammad SAW tidak menghakimi para sahabatnya. Hal ini membuktikan bahwa orang beriman bisa bersikap toleran terhadap orang yang sengaja asal-asalan shalat berjamaah.
(Ha ha)