Surabaya, disinfecting2u.com – Tiga hakim Pengadilan Negeri (PN) Surabaya yang dituduh menerima suap memutuskan melepaskan Ronald Tanur, terdakwa kasus pembunuhan Dini Sera Afriant setelah OTT ditangkap Kejaksaan Agung. , kini resmi ditutup. Sahlan Azwar, pengamat hukum yang berbasis di Surabaya, mengatakan Kejaksaan Agung harus mengusut keterlibatan aparat penegak hukum lain yang patut diduga dalam kasus suap Ronald Tannuri.
Kasus tersebut menarik perhatian publik, terutama karena dugaan pengerjaan rekayasa tersebut melibatkan lebih dari satu badan hukum.
“Kami prihatin dengan kasus ini, tapi kami tidak kaget. Banyak kesalahan dalam pembebasan Ronald Tanur dari awal, padahal ada bukti korban meninggal akibat penganiayaan. Sudah dipersiapkan sejak awal proses hukumnya, bukan hanya pengadilan,” kata Sahlan.
Dia menjelaskan, kesalahan tersebut tidak hanya terlihat di pengadilan, tetapi juga pada bukti-bukti yang diajukan dan proses penyidikan.
Ia menyoroti perbedaan antara hasil visum dan otopsi.
Salah satu orang yang diotopsi mengatakan, korban mengalami luka-luka dan hasil otopsi menunjukkan penyebab kematiannya adalah minuman keras.
“Ada inkonsistensi rekayasa, rekaman CCTV yang seharusnya memperkuat dakwaan tidak berdampak apa-apa di persidangan. Hal ini menimbulkan dugaan serius ada pihak lain yang ikut memalsukan kasus ini,” imbuh Sahlan.
Oleh karena itu, pria Kijang Iji ini meminta Kejaksaan Agung tidak diperiksa hanya oleh tiga hakim saja.
Dia menyarankan penyelidikan lebih lanjut atas keterlibatan lembaga penegak hukum lainnya dalam sistem investigasi dan peradilan.
“Jika sejak awal ada upaya untuk merencanakan kejadian ini, kemungkinan ada lembaga lain yang memulai proses rekayasa pada tahap investigasi.” Perlu adanya kerja sama antar badan hukum yang berbeda untuk mengkaji perannya,” tegasnya.
Menurutnya, kasus ini menunjukkan pentingnya transparansi dalam penanganan perkara.
Dia berharap persidangan berlangsung terbuka dan tuntas dengan melibatkan penyidikan oleh pihak kejaksaan, polisi, dan pihak terkait lainnya.
“Kalau benar itu uang, perlu diketahui uang itu hanya masuk ke hakim atau berdampak juga pada aparat hukum lainnya. Penting agar korban dan keluarganya mendapatkan keadilan yang layak,” tegasnya
Kasus ini menjadi sorotan bukan hanya karena dituduh melakukan suap, tapi juga merendahkan kredibilitas lembaga peradilan Indonesia.
Kejaksaan diminta segera menghasilkan informasi rinci dan melakukan penyelidikan menyeluruh untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap sistem peradilan. (msi/lainnya)