Lumazang, disinfecting2u.com – Hari Raya Kuningan merupakan hari suci bagi umat Hindu di Indonesia, termasuk di Kabupaten Lumazang. Hari suci ini jatuh setiap hari Sabtu di Klivan Wu Ku Kuningan, atau 10 hari setelah Hari Raya Galungan.
Sedangkan Hari Galungan dan Hari Kuningan sangat berbeda Padahal, hari Galungan sendiri diartikan sebagai turunnya para dewa dan leluhur (pitara) ke bumi.
Sedangkan tujuan Hari Raya Kuningan adalah untuk menandai kembalinya para dewa dan leluhur ke istana masing-masing sekaligus menandai berakhirnya rangkaian Galungan.
Hari Raya Kuningan atau Tumpek Kuningan diperingati setiap enam bulan sekali Khusus dalam penanggalan Bali (210 hari), hari Saniskara (Sabtu) adalah Kliwon, Wuku Kuningan.
Disebut Hari Raya Kuningan karena merayakan Wuku Kuningan pada tanggal 12 tanggal 30 Wuku penanggalan Bali.
Acara ini dibedakan dengan persembahan nasi kuning (Agengan), yang berbeda dengan acara sakral lainnya yang menggunakan nasi putih.
Ajengan kuning melambangkan kebijaksanaan dan kemakmuran
Selain itu juga dimaknai sebagai rasa syukur atas anugerah-Nya yang melimpah atas kesejahteraan, kemakmuran, efisiensi dan penghasilan di dunia ini,” kata Pembina Umat Hindu (Pembim) Kantor Wilayah Kementerian Agama. Provinsi Jawa Timur (Jatim) Budyono, Sabtu (5/10/24).
Budiono juga mengatakan, hari Kuningan ini bisa diartikan sebagai persembahan yang memuat simbol Tamiang dan Endongan.
Sedangkan makna Tamiang sendiri digambarkan sebagai perlindungan sekaligus mengingatkan manusia akan hukum alam semesta
Ia mengatakan, jika masyarakat gagal beradaptasi dengan alam atau menaati hukum alam, maka masyarakat akan tertimpa roda alam.
Maka dengan merayakan Hari Raya Kuningan diharapkan masyarakat dapat bertransformasi menuju kehidupan yang rukun (hita) sesuai ajaran agama Hindu. Sedangkan Endongan sendiri merupakan sumber kehidupan di alam semesta
Ia menambahkan, hari Kuningan ini merupakan saat yang tepat bagi umat Hindu untuk datang dan mempercayakan diri kepada Tuhan untuk mendapatkan perlindungan.
Selain itu, umat Hindu harus selalu memperhatikan lingkungannya agar tetap menjaga keharmonisan dengan alam semesta
“Dengan demikian kita akan mendapatkan kedamaian, kesejahteraan, keamanan, bimbingan rohani dan jasmani,” ujarnya.
Sebelumnya diberitakan, ribuan umat Hindu berkumpul di puncak Gunung Semeru di Pura Mandaragiri Semeru Agung di Desa Sendur, Desa Sendur untuk memanjatkan doa di Hari Kumangan.
Umat Hindu Lumazang melakukan banyak upacara dan ritual untuk menghormati leluhur dan memperkuat hubungan spiritual mereka dengan alam semesta. Salah satu aspek penting dalam merayakan Hari Raya Kuningan adalah pemujaan terhadap roh leluhur (dari untuk)