Isu PKI Merebak di Pilkada Jember, Adu Domba Hendy vs Gus Fawait

Jember, disinfecting2u.com – Ketegangan politik meningkat di Jember menjelang Pilkada Paralel 2024 setelah diunggahnya pernyataan-pernyataan menghasut yang menyasar pasangan calon (Paslon). 

Salah satunya dilakukan oleh akun TikTok @fawaituntukjember yang dituding menyebarkan berita bohong yang juga memuat ujaran kebencian, hingga saling adu domba dengan menyalahkan PKI. Akun tersebut memuat konten dan cerita “Jih Hendy & Gus Firjaun – PKI” dengan foto pasangan calon nomor urut 2 Gus Fawait – Djoko.

Melihat hal tersebut, Civitas Akademika Universitas Muhammadiyah Jember Itok Vicaksono angkat bicara soal persoalan PKI yang turut mewarnai Pilkada Jember 2024. Guru ilmu pemerintahan FISIP, Unmukh Jember meyakini Gus Fawait mengucapkan kata PKI. Ada kata-kata penyemangat saat merefleksikan Hari Santri Nasional.

Menurut Itok, dalam kondisi saat ini, mahasiswa harus terus berupaya melakukan perubahan. Motivasi ini diperlukan untuk mengubah arah siswa saat ini menjadi lebih baik dibandingkan pada masa lalu.

Dalam konteks pernyataan Gus Fawait yang menyebut kata PKI, hal itu juga menjadi bagian dari motivasinya. Makna yang terkadang digunakan jika mengacu pada istilah PKI pada dasarnya adalah tindakan jahat yang bertujuan untuk memblokir dan melegitimasi metode apapun dalam keadaan apapun. Agar mahasiswa saat ini tidak melakukan hal serupa.

Oleh karena itu, penyebutan kata PKI tidak memerlukan persiapan untuk menyampaikan arah politik pada pasangan calon tertentu. “Sebenarnya siswa harus diberi motivasi, dalam lingkungan ini siswa harus dibimbing untuk berubah lebih baik dari sebelumnya, tidak ada masalah,” ujarnya.

Menurut Itok, masyarakat Jember kini sudah cerdas. Oleh karena itu, isu-isu sensitif (PKI) seharusnya tidak menjadi prioritas.

Itok mengajak intelektual Jember untuk mengomentari pemilu Pilkada berdasarkan program masing-masing pasangan calon. Jika dikaitkan dengan semedi di hari santri, maka tim dapat mempertimbangkan rencana pasangan calon terkait relief santri. Masyarakat juga dapat mempertimbangkan untuk membaca perjalanan sejarah Santri hingga lahirnya Hari Santri Nasional.

Itok juga menilai penggunaan kata PKI yang dilakukan Gus Fawait tidak ada hubungannya dengan pilkada. Jika isu PKI dijadikan stigma dalam konteks pilkada, maka hal tersebut tidak masuk akal.

Selain itu, Itok mengajak seluruh warga Jember untuk menatap masa depan Jember. Mereka terus menunjukkan minat positif terhadap hak asasi manusia dan pelajar, khususnya pada isu-isu utama di Jember.

Itok berharap tidak ada pihak yang peka terhadap istilah yang digunakan Gus Fawait. Masyarakat berhak mendukung pasangan calon mana pun, apa pun isu PKI-nya. Pemilihan calon pemimpin politik masyarakat Jember harus didasarkan pada program-program yang diusulkan.

“Kita tidak boleh berurusan dengan isu-isu sensitif dan tidak memberikan dukungan pribadi dan emosional,” katanya.

Sementara itu, pengikut Gus Fawait yang tergabung dalam Persatuan Santri untuk Kerukunan Jember pimpinan Mahathir Mohamad dan Gus Abu Yazid Merdeka melaporkan akun tiktok bernama @fawaituntukjember ke Bawaslu Kabupaten Jember. Akun tersebut memuat konten dan cerita “Jih Hendy & Gus Firjaun – PKI” dengan foto pasangan calon nomor urut 2 Gus Fawait – Djoko.

“Kami mewakili ratusan warga pesantren yang merasa terpanggil dan prihatin dengan penyebaran meme atau informasi yang sangat menghasut dan dapat memecah belah masyarakat,” kata Mahathir Muhammad.

Mahathir menjelaskan, Gus Fawait dan Gus Firjaun merupakan guru di masyarakat Jember. Kehadiran meme ini dapat merugikan masyarakat sekitar, khususnya komunitas pesantren. 

“Rekening tersebut kami laporkan ke Stasiun Gakumdu, Bawaslu Jember,” jelasnya.

Menurutnya, meme dan narasi di akun tersebut memecah belah masyarakat Jember dan merugikan pasangan Gus Fawait-Djoko yang mencemarkan nama baik meme tersebut seolah-olah dibuat oleh calon nomor urut dua. 

Mahathir sangat yakin Gus Fawait tidak mungkin memerintahkannya, kalau tidak Gus Firjaun tidak akan melakukannya.

Lanjut Mahotir, pihaknya memaparkan rencana detail acara tersebut. Pihaknya segera mengambil langkah melaporkan kasus tersebut agar dapat mengetahui dengan cepat dan mudah rantai penyebaran meme palsu tersebut. Karena akunnya masih baru.

Hal serupa juga diungkapkan Gus Abu Yazid Merdeka yang menyertai laporan tersebut. Ia menyatakan, calon nomor urut 02 Fawait-Djoko merupakan partai yang paling dirugikan. 

“Langkah ini tidak etis dan akan merugikan proses demokrasi pada Pilkada Jember 2024,” ujarnya.

Oleh karena itu, Gus Yazid meminta APH menindak siapapun pembuat konten tersebut, meski produsernya adalah Tim 01 atau Tim 02. Karena menimbulkan konflik dan kekerasan di lapisan masyarakat bawah.

Kehadiran konten-konten yang dianggap negatif, lanjut Sekretaris DPC PPP Jember, dikhawatirkan akan meresahkan masyarakat dan mengganggu keharmonisan masyarakat.

“Gus Fawoid itu religius, punya akar, kuat. Gus Firjaun juga sama. Artinya, kita hindari berjuang dari bawah,” jelasnya.

Sementara itu, Ketua Bidang Pelanggaran dan Datin Bawaslu Jember Devi Aulia Rahim mengatakan, pihaknya masih mendalami laporan yang disampaikan.

“Laporannya sudah kita terima. Sekaligus kita lihat materinya baik-baik saja. Ya soal pidatonya. Masih kita selidiki,” jelas Devi. (sss/ayam)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top